Mitos burung perkutut menurut primbon Jawa.(Freepik)
BURUNG perkutut adalah salah satu hewan yang sering muncul dalam cerita rakyat Jawa. Suaranya yang merdu membuat banyak orang percaya bahwa ada makna khusus di baliknya. Menurut primbon Jawa, mitos burung perkutut sering dihubungkan dengan pertanda baik atau buruk dalam kehidupan sehari-hari.
Dari rezeki hingga cinta, burung ini dianggap sebagai pembawa pesan dari alam gaib. Artikel ini akan bahas 11 mitos burung perkutut yang populer, agar kamu bisa lebih paham budaya leluhur kita.
Mengapa Burung Perkutut Begitu Istimewa Menurut Primbon Jawa?
Dalam tradisi Jawa, burung perkutut bukan sekadar hewan peliharaan. Ia melambangkan kesetiaan, harmoni, dan keberuntungan. Banyak orang memeliharanya karena percaya bisa mendatangkan energi positif. Mitos burung perkutut juga terkait dengan legenda Kerajaan Majapahit, di mana burung ini dianggap jelmaan pangeran. Yuk, simak 11 mitosnya satu per satu!
1. Mitos Burung Perkutut Berkicau Pagi Hari: Pertanda Rezeki Datang
Jika kamu mendengar suara burung perkutut di pagi hari, itu bisa jadi tanda baik. Menurut primbon Jawa, mitos ini berarti rezeki atau kabar gembira akan segera tiba. Banyak orang senang jika burung ini muncul di sekitar rumah, karena dianggap membawa keberuntungan.
2. Mitos Burung Perkutut Datang ke Rumah: Simbol Kesejahteraan Keluarga
Saat burung perkutut tiba-tiba mampir ke rumahmu, primbon Jawa bilang itu pertanda energi positif. Mitos burung perkutut ini menandakan kesejahteraan dan ketenangan bagi seluruh keluarga. Jangan usir, biarkan ia pergi sendiri agar berkahnya tetap ada.
3. Mitos Perkutut Katuranggan: Jenis Burung Pembawa Keberuntungan
Ada jenis perkutut khusus yang disebut katuranggan, seperti Srimangempel atau Wisnucarita. Mitos burung perkutut ini percaya bahwa memeliharanya bisa mendatangkan rezeki melimpah dan kesuksesan. Ciri-cirinya unik, seperti bulu yang indah dan suara merdu.
4. Mitos Burung Perkutut sebagai Lambang Cinta Abadi
Burung perkutut dikenal setia pada pasangannya seumur hidup. Dalam primbon Jawa, mitos ini melambangkan cinta yang kokoh. Jika pasanganmu suka burung ini, itu pertanda hubungan kalian akan harmonis dan langgeng.
5. Mitos Suara Perkutut Bergerak Gelisah: Pertanda Cuaca Buruk
Jika burung perkutut tiba-tiba gelisah dan bergerak banyak, mitos burung perkutut bilang hujan atau badai akan datang. Meski tak ada bukti ilmiah, orang Jawa sering gunakan ini untuk memprediksi cuaca.
6. Mitos Memelihara Perkutut pada Hari Baik: Umur Panjang dan Rezeki Lancar
Membeli burung perkutut di hari Senin atau hari baik lain menurut primbon bisa bikin burungnya panjang umur. Mitos ini juga janjikan rezeki lancar bagi pemiliknya. Hindari hari buruk agar tak cepat mati.
7. Mitos Perkutut Keruk Bumi: Pertanda Kesialan Jika Kakinya Cacat
Jenis perkutut dengan kaki bengkok disebut keruk bumi. Mitos burung perkutut ini anggap sebagai tanda sial, jadi sebaiknya jangan dipelihara. Lebih baik lepaskan ke alam liar untuk hindari masalah.
8. Mitos Perkutut Berkicau Malam Hari: Peringatan Musibah
Suara perkutut di malam hari bisa bikin gelisah. Primbon Jawa bilang, mitos ini pertanda keluarga sakit atau rezeki seret. Perhatikan pola kicauannya untuk antisipasi.
9. Mitos Perkutut dengan Ciri Putih: Bisa Bawa Celaka
Burung perkutut dengan wajah atau kuku putih dianggap punya energi negatif. Mitos burung perkutut ini percaya pemiliknya sering kena sial atau penyakit. Segera kembalikan jika punya ciri ini.
10. Mitos Perkutut Lurah: Burung Sakral Para Raja
Dulu, raja-raja Majapahit pelihara perkutut lurah sebagai simbol kemakmuran. Mitos ini bilang burung ini bawa kekayaan dan perlindungan dari energi buruk bagi pemiliknya.
11. Mitos Perkutut sebagai Penghapus Energi Negatif
Suara merdu perkutut dipercaya bersihkan rumah dari energi jahat. Menurut primbon, mitos burung perkutut ini ciptakan keseimbangan dan keadilan dalam hidup. Cocok untuk yang ingin rumah harmonis.
Kesimpulan: Percaya atau Tidak, Mitos Burung Perkutut Tetap Menarik
Mitos burung perkutut menurut primbon Jawa ajarkan kita soal harmoni dan pertanda alam. Meski zaman sekarang lebih pakai ilmu pengetahuan, cerita ini tetap jadi warisan budaya yang menyenangkan. (Z-10)


















































