Ilustrasi.(Freepik)
Pernikahan dalam Islam adalah ikatan suci yang dibangun atas dasar kasih sayang, saling menghormati, dan tanggung jawab. Namun, ada kalanya seorang suami menunjukkan sifat atau perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, sehingga hubungan pernikahan menjadi tidak sehat.
Artikel ini akan membahas ciri-ciri suami yang tidak pantas dipertahankan menurut Islam, berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, agar Anda dapat membuat keputusan yang bijak demi kebaikan dunia dan akhirat.
Mengapa Penting Mengenali Ciri Suami yang Tidak Pantas?
Islam mengajarkan bahwa pernikahan harus membawa ketenangan dan kebahagiaan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, Surah Ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Latin: Wa min āyātihi an khalaqa lakum min anfusikum azwājan litaskunū ilaihā wa ja‘ala bainakum mawaddatan wa rahmah, inna fī dzālika laāyātin liqaumin yatafakkarūn.
Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
Jika seorang suami tidak memenuhi tanggung jawabnya sesuai ajaran Islam, maka pernikahan bisa menjadi sumber penderitaan. Berikut adalah 10 ciri suami yang tidak pantas dipertahankan menurut ajaran Islam.
Ciri-Ciri Suami yang Tidak Pantas Dipertahankan
1. Tidak Menjalankan Kewajiban Agama
Seorang suami yang meninggalkan shalat, tidak berpuasa tanpa alasan syar'i, atau tidak menjalankan kewajiban agama lainnya menunjukkan kurangnya ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّدًا فَقَدْ كَفَرَ
Latin: Man taraka as-salāta muta‘ammidan faqad kafara.
Artinya: "Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka ia telah kafir." (HR. Ahmad)
Suami yang tidak taat pada Allah sulit diharapkan menjadi pemimpin keluarga yang baik.
2. Tidak Memberikan Nafkah
Menafkahi istri dan anak adalah kewajiban utama suami dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 233:
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Latin: Wa ‘alā al-maulūdi lahu rizquhunna wa kiswatuhunna bil-ma‘rūf.
Artinya: "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf."
Jika suami sengaja tidak memberikan nafkah, ini adalah pelanggaran serius terhadap ajaran Islam.
3. Melakukan Kekerasan Fisik atau Mental
Kekerasan dalam rumah tangga, baik fisik maupun mental, bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
Latin: Khairukum khairukum li-ahlīhi wa ana khairukum li-ahlī.
Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi)
Suami yang menyakiti istri secara fisik atau mental tidak mencerminkan akhlak mulia.
4. Tidak Menjaga Amanah
Suami yang sering berbohong, berkhianat, atau tidak menjaga amanah menunjukkan ketidakpatutan sebagai pemimpin keluarga. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 58:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا
Latin: Inna Allāha ya’murukum an tu’addū al-amānāti ilā ahlihā.
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya."
5. Sering Berbuat Maksiat
Suami yang terlibat dalam perbuatan maksiat seperti zina, minum khamar, atau judi, tidak layak dipertahankan karena melanggar nilai-nilai Islam.
6. Tidak Menghormati Istri
Menghormati istri adalah bagian dari akhlak mulia. Suami yang merendahkan atau menghina istri menunjukkan sifat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
7. Tidak Bertanggung Jawab terhadap Anak
Suami yang mengabaikan pendidikan dan kebutuhan anak-anaknya melanggar amanah sebagai ayah dan pemimpin keluarga.
8. Sifat Kikir yang Berlebihan
Kikir dalam memberikan nafkah atau kebutuhan keluarga, padahal mampu, adalah sifat tercela menurut Islam.
9. Tidak Menjaga Kebersihan dan Penampilan
Islam mengajarkan menjaga kebersihan dan penampilan. Suami yang mengabaikan hal ini bisa membuat istri tidak nyaman.
10. Tidak Menerima Nasihat
Suami yang keras kepala dan menolak nasihat istri atau keluarga menunjukkan sifat sombong, yang dibenci Allah.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Suami Memiliki Ciri-Ciri Ini?
Jika suami menunjukkan ciri-ciri di atas, langkah pertama adalah komunikasi dengan cara yang baik. Jika tidak membuahkan hasil, konsultasikan dengan keluarga atau ulama terpercaya. Dalam kasus ekstrem, seperti kekerasan atau pengabaian nafkah, Islam memperbolehkan istri meminta cerai (khulu') jika pernikahan tidak lagi membawa kebaikan.
Kesimpulan
Mengenali ciri-ciri suami yang tidak pantas dipertahankan menurut Islam penting untuk menjaga keharmonisan dan keberkahan dalam pernikahan. Dengan memahami ajaran Al-Qur'an dan Hadits, Anda dapat membuat keputusan yang tepat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selalu berdoa dan meminta petunjuk Allah dalam setiap langkah.


















































