Zona Nyaman bukan Musuh Pertumbuhan

6 hours ago 1
Zona Nyaman bukan Musuh Pertumbuhan Ilustrasi(Freepik)

SERING kali generasi muda mengganggap zona nyaman (comfort zone) membataskan potensi diri. Padahal, berada di zona nyaman bisa digunakan rayakan kenyamanan lewat gaya hidup yang aktif dan mengembangkan hobi yang tertunda.

Menyadari hal itu, Clinical Psychologist Tara de Thouars mengatakan rasa nyaman ini bisa menjadi fondasi generasi muda untuk memikirkan gaya hidup yang lebih aktif serta mengembangkan hobi mereka yang tertunda.

“Gagasan bahwa kenyamanan sama dengan kepuasan diri merupakan mitos yang harus kita luruskan. Kenyamanan bukanlah musuh untuk pertumbuhan, tetapi bisa menjadi sebuah fondasi untuk diri kita,” ujar Tara de Thouars saat acara Salonpas dengan tema Patchtastic Day 2025, Kamis (22/5) di Kawasan Jakarta Selatan. 

Tara menambahkan memaksakan diri keluar dari zona nyaman tanpa berpikir bagaimana tubuh membutuhkan istirahat ternyata bisa membawa dampak negatif. 

“Kalau kita memaksakan diri keluar dari zona nyaman terus-menerus tanpa memperhatikan bagaimana kebutuhan tubuh kita dalam beristirahat, ini bisa membawa dampak yang negatif bagi kesehatan mental serta fisik, seperti burnout, kecemasan, gangguan tidur. Kita bisa lihat hasil studi dari Asia Care Survey 2025, yang mengatakan penyebab masalah kesehatan mental hampir 56% ini dari stress ataupun burnout, yang dialami ketika mereka keluar dari zona nyaman yang sangat terpaksa,” papar Tara De Thouars. 

Di sisi lain, Founder of De’Atmara and Yoga instructor, Deera Dewi, menjelaskan salah satu gaya hidup yang lebih aktif yang bisa dilakukan saat generasi muda merasa dirinya berada di zona nyaman (comfort zone) ini yaitu olahraga yoga. Hal ini memberikan rasa kenyamanan untuk diri sendiri. 

“Dalam Yoga dan Reiki ini, kenyamanan juga mengajarkan kita untuk mengenal diri kita. Bagaimana kita bisa mengeksplor diri kita lewat hobi. Yoga juga bisa mengajarkan kita untuk memberikan rasa nyaman dan menemukan hobi yang sebenarnya kita bisa lakukan,” ujar Deera Dewi. 

Sementara itu, Aktris yang juga Profesional Kebugaran dan Kesehatan, Rima Melati mengatakan, sebenarnya, zona nyaman bisa belajar menavigasi berbagai peran dalam hidup. 

“Buat saya, zona nyaman buka berarti stagnan, tetapi tentang bagaimana pilihan kita hadir untuk sepenuhnya dalam setiap peran sebagai istri, ibu, instruktur dan juga diri sendiri. Hobi bukanlah sekedar memasak, workout, membaca, tetapi cara saya untuk recharge agar tetap waras dan terus bertumbuh,” ujar Rima melati. 

Product Manager Salonpas, Ira Guci, juga menyatakan bahwa zona nyaman ini bukanlah hal yang bisa membatasi potensi diri, tetapi bisa memberikan pencapaian hidup dengan mengembangkan potensi diri dengan cara yang tepat. 

“Zona nyaman sering kali disalahartikan sebagai batasan dalam mencapai potensi diri. Padahal, kami percaya kenyamanan adalah fondasi penting untuk mencapai kesejahteraan fisik dan mental serta tetap dapat menjadi tempat untuk mengembangkan diri selama digunakan dengan cara yang tepat,” ujar Ira Guci. 

Dengan hal ini, bisa menyadarkan generasi muda bahwa zona nyaman (Comfort Zone) tidak selalu membawa dampak yang negatif dan membatasi tentang potensi diri. Rasa kenyamanan ternyata bisa memberikan gaya hidup yang lebih aktif serta bisa mengembangkan hobi yang tertunda. Hal ini juga diharapkan bisa membawa kesehatan mental yang lebih baik. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |