
PAGELARAN Sabang Merauke kembali hadir tahun ini. Kali ini, dengan skala yang lebih megah dengan tema Indonesian Broadway, yang berlangsung selama tiga hari pada Jumat—Minggu, 22—24 Agustus di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta.
Pada hari pertama, kemeriahan kolosal pagelaran tersebut langsung terasa. Dengan hadirnya ribuan seniman yang terlibat baik dari pemusik, penari, dan penyanyi.
Salah satu penyanyi papan atas Indonesia yang turut meramaikan Pagelaran Sabang Merauke 2025 Indonesian Broadway adalah Yura Yunita, yang menyanyikan beberapa lagu, berganti berbagai kostum tradisi dari beberapa daerah di Indonesia, hingga terbang dengan sling.
“Rasanya nyaman, kayak, terbang lagi, yuk,” kata Yura Yunita mengenai penampilannya pada Jumat malam saat konferensi pers seusai pertunjukan di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Jumat, (22/8).
“Keragaman budaya sekaya ini hanya Indonesia yang punya. Dengan menonton Pagelaran Sabang Merauke selama kurang lebih tiga jam, kita bisa belajar banyak sekali kekayaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” lanjut Yura.
Dalam pagelaran kali ini, music director Elwin Hendrijanto mengungkapkan tantangannya yang harus memproduksi musik berpindah-pindah dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya di Jakarta, Elwin juga bertandang hingga ke di antaranya Solo, Yogyakarta, dan Banyuwangi.
“Kali ini kami menggunakan lebih dari 50 alat musik tradisional Indonesia. Dengan melibatkan lebih hampir 40-an seniman tradisi dari Sabang sampai Merauke. Kali ini, kami juga tetap menjaga keaslian tradisional, namun musik tradisi bukan hanya wajib dilestarikan tapi juga dikembangkan,” ujar Elwin.
Selain Yura, Pagelaran Sabang Merauke juga menggandeng grup band Padi Reborn, yang tampil di panggung dan berduet dengan Yura. Salah satunya, mereka membawakan lagu Syukur yang diaransemen dengan sangat indah dan terdengar berbeda.
Sutradara Pagelaran Sabang Merauke 2025 Indonesian Broadway Rusmedie Agus mengutarakan konsep dan tema pertunjukan tahun ini sudah digodok bahkan sejak dua hari setelah rampungnya Pagelaran Sabang Merauke tahun lalu.
“Ini menunjukkan betapa seriusnya kami dalam menghadirkan sebuah pagelaran yang berkualitas, dapat menghibur masyarakat, sekaligus dapat memberikan edukasi,” kata Rusmedi.
Ia pun menambahkan, untuk menggarap pagelaran ini juga melakukan riset ke para pelaku budaya dan seni tradisi di Indonesia.
“Ada nilai-nilai yang harus dipertahankan otentisitasnya. Namun juga tetap dengan nuansa hiburan yang bisa dinikmati oleh penonton kami, utamanya generasi muda,” tutupnya. (M-3)
foto dok. MI/Fathurrozak