
RAYYAN Arkan Dikha, bocah penari di ujung perahu tradisional pacu jalur yang videonya viral dalam tren Aura Farming, kini resmi menyandang gelar Duta Pariwisata Riau. Dikha kini tak hanya ikon, tapi juga simbol kebangkitan dan promosi budaya Riau ke pentas global.
Pengakuan ini datang langsung dari Gubernur Riau Abdul Wahid yang memberikan penghargaan dan beasiswa pendidikan sebesar Rp20 juta sebagai bentuk apresiasi atas jasanya mempromosikan budaya Riau ke kancah mancanegara. Dikha menjadi pusat perhatian dan kebanggaan Riau, terutama setelah aksinya mengundang decak kagum masyarakat luas.
Gubernur Riau Abdul Wahid menjelaskan kebanggaannya atas dampak positif viralnya Dikha. Ia menambahkan bahwa fenomena Dikha adalah bukti bagaimana era digital mampu melambungkan kearifan lokal.
"Kami merasa bangga bahwa selama ini Pacu Jalur, budaya dan tradisi kita, bisa dikenal luas oleh seluruh masyarakat. Terkenalnya ini tentu saja karena era digitalisasi, salah satunya seperti yang dilakukan Dikha," kata Abdul Wahid, Selasa (8/7).
Sebagai bentuk apresiasi yang mendalam, Gubernur Riau Abdul Wahid tak hanya menobatkan Dikha sebagai duta, tetapi juga menjamin masa depannya melalui pendidikan.
"Jasanya besar, untuk itu hari ini saya nobatkan sebagai Duta Pariwisata Riau. Saya juga memberikan beasiswa pendidikan kepada Dikha. Semoga ini bisa bermanfaat untuknya," ujarnya.
Inisiatif pemberian penghargaan dan beasiswa ini, menurut Abdul Wahid, lebih dari sekadar apresiasi. Ini adalah bentuk motivasi bagi generasi muda Riau lainnya agar semakin mencintai, menjaga, dan aktif mempromosikan budaya daerah mereka.
"Maka itu saya hari ini sengaja mengumpulkan Bapak Ibu pegawai semuanya, dalam rangka kita mengapresiasi bahwa sekecil apapun jasa-jasa orang membangun Riau, harus kita hargai. Dikha ini bukti telah memperkenalkan budaya dan tradisi Pacu Jalur," jelasnya.
Langkah yang dilakukan Dikha, meskipun terbilang sederhana, telah memberikan dampak besar bagi nama baik Riau di mata dunia. Gubernur menekankan bahwa di tengah arus informasi digital, setiap individu memiliki potensi untuk menjadi agen promosi budaya.
"Saya menyampaikan bahwa kita merasa bangga bahwa selama ini pacu jalur budaya dan tradisi kita bisa dikenal luas oleh seluruh masyarakat," tambahnya.
Gubernur Riau Abdul Wahid juga berpesan agar momen viral ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa setiap usaha yang dilandasi cinta terhadap budaya dan daerah dapat membawa perubahan besar. Budaya, menurutnya, bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga entitas hidup yang harus terus dirawat dan diperkenalkan dengan cara-cara kreatif.
Prestasi Dikha diharapkan menjadi inspirasi bagi anak-anak Riau lainnya untuk berani mengeksplorasi dan menampilkan bakat mereka, terutama dalam melestarikan seni dan tradisi lokal. Ini adalah seruan untuk menjadikan budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan masa depan Riau.
"Hari ini sedang viral bahwa Riau dikenal dengan pacu jalurnya di seluruh dunia, mudah-mudahan momen ini akan mengiringi peristiwa-peristiwa yang lain. Sehingga Riau tidak dikenal dengan buruknya tetapi Riau dikenal karena kebaikan. Ini menjadi motivasi dan menjadikan Role Model bagi kita," ungkapnya.
Sementara Dikha nama panggilannya diketahui masih bersekolah SDN 013 Desa Pintu Gobang, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Lahir pada 28 Desember 2014 yang merupakan anak kedua dari pasangan Jufriono, 40, dan Rani Ridawati, 36. Seperti warga lainnya di wilayah itu, keluarga ini memang dibesarkan oleh tradisi leluhur yaitu pacu jalur yang telah ada sejak ratusan tahun silam.
"Tariannya spontan saja. Namanya tari kipas-kipas," ucap Dhika polos.
Ia mengaku tidak menyangka jika aksi tariannya di pacu jalur viral dan membuat heboh sedunia. Dia mengatakan baru mengetahui tentang tarian viral saat dikabari oleh teman-teman sebayanya.
"Senang. Tahunya dari teman-teman yang bilang videonya viral," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, tidak pernah belajar menari di sekolahnya. Adapun aksinya sebagai anak joki di ujung jalur adalah tarian spontan lantaran sering mengikuti ayahnya yang merupakan atlet dayung pacu jalur. Dikha pun sudah pandai berenang karena memang keluarganya besar dari pacu jalur.
"Sekolah tak pernah nari-nari. Ikut ayah aja latihan pacu jalur," ujarnya. (RK/E-4)