
MESKI jajarannya sedang mengusut kasus dugan korupsi terkait tata kelola minyak di PT Pertamina (persero), Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin tetap meminta masyarakat untuk mendukung perusahaan pelat merah tersebut. Ia memastikan, kuaitas bahan bakar minyak (BBM) produk Pertamina saat ini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM.
Burhanuddin berharap publik dapat mengerti penyidikan yang dilakukan pihaknya. Sebab, dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada Pertamina, sub holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) hanya terjadi pada 2018 sampai 2023. Karena BBM bersifat barang habis pakai, ia memastikan produk Pertamina yang beredar saat ini dalam kondisi baik.
"Kami berharap agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang belum tentu kebenarannya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan," ujar Burhanuddin di Kompleks Kejagung, Jakarta, Kamis (6/3).
"Serta mengharapkan agar masyarakat tetap memberi dukungan terhadap Pertamina serta institusi kejaksaan yang terus bergerak ke arah yang lebih baik," sambungnya.
Menurut Burhanuddin, rangkaian kasus korupsi pada Pertamina yang saat ini sedang diusut pihaknya hanya dilakukan oleh segelintir oknum saja. Salah satu fakta hukum yang ditemukan penyidik JAM-Pidsus, katanya, adalah pembelian produk BBM jenis RON 92 (pertamax) oleh anak perusahaan Pertamina, yakni Pertamina Patra Niaga. Namun, yang didatangkan justru RON 90 (pertalite) dan RON 88 (premium).
BBM hasil impor itu lantas disimpan di depo milik PT Orbit Terminal Merak untuk dilakukan blending atau pengoplosan sebelum nantinya dipasarkan ke masyarakat. Berdasarkan hitungan sementara oleh penyidik, kasus tersebut merugikan keuangan negara sebesar Rp193,7 triliun.
Setidaknya, sudah ada sembilan orang yang menjadi tersangka. Mereka adalah Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin selaku Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping.
Lalu, Muhammad Kerry Andrianto Riza selaku Beneficialy Owner PT Navigator Khatulistiwa, Agus Purwono selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina International, Dimas Werhaspati selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim.
Berikutnya, Gading Ramadhan Joedo selaku Komisaris PT Jengga Maritim dan Direktur PT Orbit Terminal Merak, Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga, serta Edward Corne selaku VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga. (Tri/P-2)