
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu spekulasi soal masa depan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Setelah bertanya kepada anggota parlemen Republik apakah ia seharusnya memecat Powell, Trump kemudian meredam isu tersebut dengan mengatakan langkah itu “sangat tidak mungkin”.
“Tidak, saya tidak berencana melakukan apa pun. Kecuali jika dia harus mundur karena penipuan, kemungkinannya sangat kecil,” ujar Trump di Gedung Putih.
Pernyataan ini muncul setelah pasar saham dan nilai dolar sempat melemah akibat rumor pemecatan, lalu pulih kembali usai Trump mengklarifikasi.
Ketegangan Trump–Powell
Trump, yang menunjuk Powell pada 2017, kerap melontarkan kritik keras karena The Fed dinilai terlalu lambat menurunkan suku bunga. Pada Rabu, ia bahkan menyebut Powell “knucklehead” dan menilai kinerjanya “buruk”.
Sekutu Trump ikut menyerang Powell, menudingnya salah kelola proyek renovasi gedung The Fed di Washington senilai US$2 miliar. Direktur Anggaran Russell Vought meminta investigasi atas lonjakan biaya tersebut, yang sempat disebut Trump sebagai alasan pemecatan.
Analis Deutsche Bank menilai fokus baru pada isu renovasi menunjukkan Gedung Putih mungkin sedang membangun alasan formal untuk memberhentikan Powell.
Posisi Hukum dan Independensi The Fed
The Fed dibentuk Kongres dengan mandat independen. Berdasarkan hukum federal, presiden hanya bisa memberhentikan pejabat The Fed “karena alasan sah”, umumnya pelanggaran berat. Perbedaan kebijakan moneter tidak dianggap cukup.
Powell menegaskan akan menuntaskan masa jabatannya yang berakhir Mei 2026 (dan tetap bisa menjabat sebagai gubernur The Fed hingga 2028). The Fed juga membela proyek renovasi, menyebut kenaikan biaya akibat kondisi tak terduga seperti temuan asbestos, dan menilai renovasi akan menghemat biaya operasional ke depan.
Dampak pada Ekonomi
Tekanan Trump pada The Fed menambah ketidakpastian di pasar global yang sudah rapuh akibat perang dagang dan tarif impor yang memicu perlambatan ekonomi AS.
Suku bunga acuan saat ini sekitar 4,3%, turun dibanding tahun lalu, tetapi tidak secepat Bank Sentral Eropa atau Bank of England. Trump ingin suku bunga dipangkas lebih agresif untuk mendorong pinjaman dan pertumbuhan ekonomi. Powell berpendapat langkah tersebut harus hati-hati karena tarif impor dapat memicu inflasi.
Ekonom dan pelaku pasar memperingatkan campur tangan politik terhadap independensi The Fed bisa merusak stabilitas harga dan kepercayaan investor. “Bermain-main dengan independensi The Fed justru bisa berdampak sebaliknya,” kata CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon.
Isu Suksesi Mulai Muncul
Meski Trump menepis rencana pemecatan, rumor suksesi mulai menguat. Menteri Keuangan Scott Bessent menyebut “proses formal” tengah berjalan untuk mencari pengganti Powell. Nama Bessent, Kevin Hassett (Kepala Dewan Ekonomi Nasional), dan ekonom konservatif Kevin Warsh disebut sebagai kandidat potensial.
Powell sebelumnya menggantikan Janet Yellen yang diangkat Barack Obama. Masa jabatannya sempat diperpanjang Presiden Joe Biden pada 2021. (BBC/Z-2)