Kemenangan Besar Zohran Mamdani, Simbol Kebangkitan Sayap Progresif di AS

3 hours ago 1
Kemenangan Besar Zohran Mamdani, Simbol Kebangkitan Sayap Progresif di AS Kemenangan Zohran Kwame Mamdani menjadi sejarah baru bagi politik progresif AS dan menjadikannya wali kota Muslim pertama di New York.(Media Sosial X)

KEMENANGAN Zohran Kwame Mamdani menjadi tonggak besar bagi gerakan progresif di Amerika Serikat (AS). Politisi sosialis demokrat berusia 34 tahun, meraih kemenangan dalam pemilihan wali kota New York pada Selasa (4/11). Suksesi itu sekaligus menimbulkan reaksi keras dari Presiden Donald Trump, Partai Republik dan sejumlah tokoh moderat Demokrat.

Mamdani, kandidat dari Partai Demokrat, unggul jauh atas mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa. Sementara itu, Wali Kota Eric Adams, yang semula berniat maju lagi lewat partai kecil, mundur dan memberi dukungan kepada Cuomo sebulan sebelum pemilihan.

Dalam waktu singkat, Mamdani naik dari posisi politisi lokal yang tidak dikenal menjadi figur nasional. Ia berhasil menyingkirkan dua kali anggota dinasti politik besar New York hanya dalam beberapa bulan.

Kini, ia akan menghadapi tantangan besar sebagai pemimpin kota terbesar di Amerika, termasuk menjalankan agenda progresifnya, yakni membekukan sewa hunian, memperluas layanan penitipan anak gratis, menyediakan transportasi umum tanpa biaya dan membangun toko bahan pangan milik pemerintah kota.

"Sangat menggoda untuk percaya bahwa momen ini memang sudah ditakdirkan," kata Mamdani di hadapan ribuan pendukung di Queens. Ia mengingat masa awal kampanyenya ketika tidak ada satu pun kamera televisi yang meliputnya.

Hasil sementara menunjukkan Mamdani meraih 50,5% suara, unggul atas Cuomo yang memperoleh 41,3%, sedangkan Sliwa tertinggal dengan 7,3%.

Kampanye Mamdani menitikberatkan pada isu keterjangkauan hidup dan ekonomi rakyat kecil, dengan pendekatan personal dan gaya komunikasi aktif di media sosial. Popularitasnya tumbuh pesat di kalangan muda, dengan dukungan tertinggi dari pemilih di bawah usia 45 tahun.

Presiden Donald Trump menyerangnya dengan sebutan pembenci Yahudi, sementara Cuomo menyebutnya ancaman eksistensial bagi New York. Mamdani menanggapi dengan menyebut keduanya sebagai buku pedoman masa lalu yang gagal menjawab krisis keterjangkauan.

Dia juga menegaskan penolakannya terhadap serangan rasis dan tidak berdasar atas keyakinan Muslimnya. Dengan kemenangan ini, Mamdani menjadi wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York. Sikapnya yang pro-Palestina menambah daya tarik di kalangan progresif, meski memicu kekhawatiran di kalangan politisi dan donor pro-Israel.

Didukung tokoh-tokoh seperti Alexandria Ocasio-Cortez dan Bernie Sanders, Mamdani menegaskan bahwa kemenangannya bukan hanya soal identitas, tetapi tentang perubahan arah kebijakan di kota yang selama ini dikuasai elite lama. (NBC News/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |