Hana Bank kembali menyelenggarakan Hana Bank Economic Outlook.(Dok.Hana Bank)
PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) kembali menyelenggarakan Hana Bank Economic Outlook dengan tema “Indonesia in A Shifting World: Geopolitical, Capital Market, and the Global Economy 2026”.
Hana Bank Economic Outlook merupakan agenda tahunan yang telah digelar secara konsisten sejak 2010, sebagai wujud komitmen Hana Bank dalam memberikan wawasan strategis terkait prospek ekonomi nasional maupun global kepada para nasabah.
Direktur Utama Hana Bank, Ko Yung Ryul menyampaikan bahwa tahun depan diperkirakan akan membawa berbagai dinamika ekonomi mulai dari penurunan suku bunga di negara-negara besar, tarif bea masuk, volatilitas nilai tukar, hingga berlanjutnya risiko geopolitik.
“Kami berharap seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para nasabah dalam memahami prospek ekonomi tahun 2026 dan merumuskan strategi bisnis di Indonesia. Hana Bank terus berkomitmen menjadi mitra yang terpercaya, memberikan dukungan yang optimal, tumbuh bersama nasabah, dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar Ko Yung Ryul dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (5/11).
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman memaparkan pasar modal Indonesia menunjukkan pemulihan. Hal itu ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 16,83% sejak awal tahun hingga 24 Oktober 2025 (year- to-date ), dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp16,46 triliun dan investor aktif harian 232.000 orang. Pertumbuhan IHSG tersebut merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Iman menambahkan, kepemilikan institusi domestik juga menunjukkan peningkatan sejak awal tahun 2025, dengan investor ritel masih mendominasi transaksi saham. Menjelang akhir tahun, dia memperkirakan ada potensi pemulihan sentimen pasar domestik yang didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui 5% pada akhir 2025, dengan asumsi belanja pemerintah mampu direalisasikan secara optimal.
Dia menekankan pentingnya paket kebijakan yang akan direalisasikan pada kuartal 4 tahun 2025 yang mencakup bantuan pangan, padat karya, insentif PPh 21, dan diskon tarif transportasi selama liburan akhir tahun. Yunarto menambahkan bahwa tren perdagangan umum dan neraca perdagangan yang positif juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan.
Selain itu, Kim Young Jun dari Hana Institute of Finance membagikan pandangannya mengenai prospek ekonomi dan pasar keuangan global serta Indonesia, sementara Lee Hwan Joo dari Wealth Management Group Hana Bank Korea membahas tren pajak dan simpanan di Korea serta strategi pewarisan aset. (E-2)


















































