Terbangun dengan Mati Rasa, Pria Ini Alami Stroke Ringan saat Tidur

3 hours ago 3
Terbangun dengan Mati Rasa, Pria Ini Alami Stroke Ringan saat Tidur Ilustrasi(freepik)

PADA Selasa (29/4) pagi, seorang pria berusia 48 tahun dari Jakarta terbangun dengan kondisi tubuh bagian kanannya mati rasa dan mengalami kesulitan berbicara. Setelah dilarikan ke rumah sakit, ia didiagnosis menderita stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA), yang sering kali dianggap sebagai sinyal peringatan untuk stroke yang lebih berat. 

Peristiwa ini terjadi saat pria tersebut sedang tidur di rumahnya di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan. Ia tidak merasakan gejala apa pun sebelum tidur. Saat terbangun, ia menyadari kesulitan menggerakkan tangan kanan dan merasakan kebas di bagian wajah kanannya. Selain itu, ia juga mengalami pusing dan berbicara tidak jelas. 

Dokter spesialis neurologi dari Siloam Hospitals, dr. Andini Putri, Sp. S, menjelaskan  stroke ringan dapat terjadi akibat penyumbatan sementara pada pembuluh darah di otak. “Karena tidak menyebabkan kerusakan permanen dan gejalanya bisa hilang dalam beberapa jam, banyak pasien yang mengabaikannya. Padahal, ini merupakan tanda peringatan yang serius,” jelasnya. 

Stroke ringan yang terjadi saat tidur bisa menjadi sangat berbahaya, karena gejalanya sering kali tidak segera disadari. Beberapa tanda yang mungkin muncul saat bangun tidur meliputi mati rasa, lemahnya salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, penglihatan kabur, atau kehilangan keseimbangan. Jika tidak ditangani segera, risiko untuk mengalami stroke berat dapat meningkat dalam waktu singkat. 

Pria tersebut diketahui memiliki riwayat tekanan darah tinggi, namun jarang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Hal ini merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke. Tim medis melaporkan bahwa kondisi pasien kini stabil dan telah menerima penanganan lanjutan untuk mencegah serangan berikutnya. 

Dalam upaya mencegah stroke ringan maupun stroke berat, para ahli menyarankan penerapan gaya hidup sehat secara konsisten. Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan meliputi menjaga tekanan darah agar tetap normal, berolahraga secara rutin minimal 30 menit per hari, mengonsumsi makanan bergizi yang rendah garam dan lemak jenuh, serta berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol. 

Selain itu, penting untuk memantau kadar kolesterol dan gula darah secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke. Pemeriksaan kesehatan rutin setiap enam bulan juga sangat dianjurkan untuk mendeteksi risiko sedini mungkin.  (alodok/siloamhospital/Z-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |