
UPAYA memperkuat ekosistem pesisir tak bisa hanya berhenti di ruang diskusi. Setelah sukses menggelar konferensi internasional bertajuk “Paving the Path of Green Opportunities” dalam rangka Hari Bumi 2025, ENABLE Project melanjutkan melalui penanaman mangrove di kawasan Batu Butok, Balikpapan Utara.
Aksi ini merupakan hasil kolaborasi antara ENABLE Project dan Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB), serta mitra strategis seperti Konsorsium Gerbangtara. Penanaman mangrove ini difokuskan di sekitar Waduk Manggar, sumber utama air bersih kota Balikpapan yang kini mengalami penurunan daya tampung akibat sedimentasi.
“Gagasan besar tidak cukup jika tidak diikuti aksi nyata. Penanaman mangrove ini adalah simbol kolaborasi sekaligus bukti bahwa menjaga lingkungan harus melibatkan semua pihak,” ujar Aie Natasha, CEO ENABLE Project dalam keteranagan yang diterima, Senin (14/7).
Sebelumnya, konferensi daring yang digelar pada Minggu (27/4) berhasil mempertemukan peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan negara Asia seperti India dan Tiongkok. Tiga isu utama yang dibahas mencakup: gaya hidup berkelanjutan, pengelolaan limbah organik, dan pengembangan green jobs. Agenda ini menjadi fondasi pemikiran atas transisi menuju ekonomi hijau yang inklusif.
Direktur Utama PTMB Yudhi Saharuddin menegaskan bahwa penanaman ini adalah langkah konkret mendukung keberlanjutan pasokan air bersih:
“Waduk Manggar saat ini mengalami penyusutan kapasitas dari 16 juta menjadi 14 juta meter kubik. Mangrove mampu menahan erosi dan mengurangi sedimentasi. Ini bagian dari komitmen kami menjaga ketahanan air kota,” ungkap Yudhi.
Tak hanya itu, PTMB juga mencatat capaian lain seperti penurunan tingkat kebocoran air dari 30% menjadi 26% dan pembagian 1.000 tandon air hujan kepada warga, bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim dan konservasi air.
Mendukung rangkaian kegiatan ini, Konsorsium Gerbangtara menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif lintas sektor (hexahelix) untuk membentuk budaya peduli lingkungan.
“Dari konferensi ke lapangan, dari wacana ke praktik, itulah bentuk keberlanjutan yang sesungguhnya. Kolaborasi ini bisa menjadi kebiasaan baru yang memperkuat ketahanan sosial hingga ekologis,” terang Christian, Tim Ahli Sosial Politik Gerbangtara. (P-4)