
DALAM khazanah Islam, keberanian bukanlah sekadar ketiadaan rasa takut, melainkan sebuah konsep yang jauh lebih mendalam dan bernilai, yang dikenal dengan istilah syaja’ah. Ia merupakan manifestasi dari kekuatan jiwa, keteguhan hati, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan serta kesulitan dengan penuh keyakinan dan kebenaran. Syaja’ah bukan hanya dimiliki oleh para pejuang di medan perang, tetapi juga relevan dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim, membimbingnya untuk selalu berani membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan berbuat kebajikan, meskipun menghadapi risiko dan konsekuensi yang berat.
Hakikat Syaja’ah dalam Islam
Syaja’ah, dalam perspektif Islam, melampaui definisi keberanian secara umum. Ia tidak hanya berarti berani menghadapi bahaya fisik, tetapi juga keberanian moral, intelektual, dan spiritual. Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah adalah mereka yang berani mengatakan kebenaran meskipun pahit, berani mengakui kesalahan dan meminta maaf, berani menentang kezaliman dan ketidakadilan, serta berani mengambil risiko demi membela yang lemah dan tertindas. Syaja’ah juga mencakup kemampuan untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu dan godaan duniawi, serta istiqamah dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Syaja’ah bukanlah sifat bawaan yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Ia merupakan kualitas yang dapat dilatih dan dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman, dan perjuangan. Seorang Muslim dapat menumbuhkan syaja’ah dalam dirinya dengan cara memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT, mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam, bergaul dengan orang-orang saleh dan pemberani, serta membiasakan diri untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dengan sabar dan tawakal.
Dalam Al-Qur'an dan hadis, terdapat banyak sekali ayat dan riwayat yang memuji dan menganjurkan umat Islam untuk memiliki sifat syaja’ah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 139: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Ayat ini memberikan motivasi kepada kaum Muslimin untuk tidak merasa rendah diri atau putus asa dalam menghadapi cobaan hidup, karena Allah SWT senantiasa bersama orang-orang yang beriman dan berjuang di jalan-Nya.
Rasulullah SAW juga memberikan contoh teladan yang sangat baik dalam hal syaja’ah. Beliau adalah sosok yang sangat berani dan tegas dalam membela kebenaran dan menegakkan keadilan, meskipun menghadapi ancaman dan permusuhan dari kaum kafir Quraisy. Beliau tidak pernah gentar menghadapi bahaya, dan selalu siap berkorban demi keselamatan umatnya. Salah satu contoh keberanian Rasulullah SAW adalah ketika beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah. Beliau rela meninggalkan kampung halamannya dan menghadapi risiko besar demi menyelamatkan agama Islam dari ancaman kaum kafir Quraisy.
Aspek-Aspek Syaja’ah dalam Kehidupan Muslim
Syaja’ah memiliki berbagai aspek yang relevan dalam kehidupan seorang Muslim, di antaranya:
1. Keberanian dalam Berkata Benar: Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah tidak takut untuk mengatakan kebenaran, meskipun pahit dan berisiko. Ia tidak akan menyembunyikan kebenaran demi menjaga kepentingan pribadi atau kelompoknya. Ia akan selalu berusaha untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang bijaksana dan santun, tanpa menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.
2. Keberanian dalam Mengakui Kesalahan: Mengakui kesalahan adalah tindakan yang mulia dan menunjukkan kedewasaan seseorang. Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah tidak akan malu atau gengsi untuk mengakui kesalahannya, dan meminta maaf kepada orang yang telah ia sakiti. Ia akan menjadikan kesalahan sebagai pelajaran berharga untuk memperbaiki diri di masa depan.
3. Keberanian dalam Menentang Kezaliman: Kezaliman adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah tidak akan tinggal diam melihat kezaliman terjadi di sekitarnya. Ia akan berusaha untuk menentang kezaliman tersebut dengan cara yang sesuai dengan kemampuannya, baik melalui lisan, tulisan, maupun tindakan nyata.
4. Keberanian dalam Membela yang Lemah: Membela yang lemah dan tertindas adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah akan selalu siap membantu dan melindungi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, tanpa memandang suku, agama, atau ras mereka.
5. Keberanian dalam Mengendalikan Diri: Mengendalikan diri dari hawa nafsu dan godaan duniawi adalah salah satu bentuk syaja’ah yang paling sulit. Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah akan berusaha untuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, seperti berzina, berjudi, minum-minuman keras, dan melakukan korupsi.
6. Keberanian dalam Menghadapi Tantangan: Kehidupan ini penuh dengan tantangan dan cobaan. Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah tidak akan mudah menyerah atau putus asa dalam menghadapi tantangan hidup. Ia akan berusaha untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, dengan tetap bertawakal kepada Allah SWT.
Manfaat Memiliki Sifat Syaja’ah
Memiliki sifat syaja’ah memberikan banyak manfaat bagi seorang Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Di antara manfaat-manfaat tersebut adalah:
1. Meningkatkan Keimanan dan Taqwa: Syaja’ah merupakan buah dari keimanan dan taqwa kepada Allah SWT. Semakin kuat iman dan taqwa seseorang, maka semakin besar pula keberaniannya untuk membela kebenaran dan menegakkan keadilan.
2. Mendapatkan Ridha Allah SWT: Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang berani membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Dengan memiliki sifat syaja’ah, seorang Muslim akan mendapatkan ridha Allah SWT dan pahala yang berlimpah.
3. Meningkatkan Harga Diri dan Kepercayaan Diri: Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah akan merasa lebih percaya diri dan memiliki harga diri yang tinggi. Ia tidak akan merasa rendah diri atau takut menghadapi orang lain, karena ia yakin bahwa ia berada di jalan yang benar.
4. Menjadi Teladan yang Baik bagi Orang Lain: Seorang Muslim yang memiliki syaja’ah dapat menjadi teladan yang baik bagi orang lain. Keberaniannya dalam membela kebenaran dan menegakkan keadilan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
5. Membawa Perubahan Positif bagi Masyarakat: Syaja’ah dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Dengan berani menentang kezaliman dan ketidakadilan, seorang Muslim dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, makmur, dan sejahtera.
Cara Menumbuhkan Sifat Syaja’ah
Syaja’ah bukanlah sifat bawaan yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Ia merupakan kualitas yang dapat dilatih dan dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman, dan perjuangan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sifat syaja’ah dalam diri:
1. Memperkuat Iman dan Taqwa: Iman dan taqwa adalah fondasi utama dari syaja’ah. Semakin kuat iman dan taqwa seseorang, maka semakin besar pula keberaniannya untuk membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Untuk memperkuat iman dan taqwa, seorang Muslim harus senantiasa membaca dan memahami Al-Qur'an, melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, dan melakukan ibadah-ibadah lainnya.
2. Mempelajari dan Mengamalkan Ajaran Islam: Ajaran Islam memberikan panduan yang lengkap tentang bagaimana cara hidup yang benar dan baik. Dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam, seorang Muslim akan memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam hidup.
3. Bergaul dengan Orang-Orang Saleh dan Pemberani: Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi karakter seseorang. Dengan bergaul dengan orang-orang saleh dan pemberani, seorang Muslim akan terinspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berani.
4. Membiasakan Diri untuk Menghadapi Tantangan: Tantangan adalah bagian dari kehidupan. Dengan membiasakan diri untuk menghadapi tantangan, seorang Muslim akan menjadi lebih kuat dan lebih berani. Ia tidak akan mudah menyerah atau putus asa dalam menghadapi masalah, tetapi akan berusaha untuk mencari solusi terbaik.
5. Berani Mengambil Risiko: Terkadang, untuk membela kebenaran dan menegakkan keadilan, seorang Muslim harus berani mengambil risiko. Risiko tersebut bisa berupa kehilangan harta, jabatan, atau bahkan nyawa. Namun, seorang Muslim yang memiliki syaja’ah tidak akan takut mengambil risiko, karena ia yakin bahwa Allah SWT akan selalu bersamanya.
6. Berdoa kepada Allah SWT: Doa adalah senjata orang mukmin. Seorang Muslim harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan keberanian untuk membela kebenaran dan menegakkan keadilan.
Contoh-Contoh Syaja’ah dalam Sejarah Islam
Sejarah Islam mencatat banyak sekali contoh orang-orang yang memiliki sifat syaja’ah yang luar biasa. Di antara contoh-contoh tersebut adalah:
1. Rasulullah SAW: Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam hal syaja’ah. Beliau tidak pernah gentar menghadapi ancaman dan permusuhan dari kaum kafir Quraisy. Beliau selalu berani membela kebenaran dan menegakkan keadilan, meskipun harus menghadapi risiko besar.
2. Abu Bakar Ash-Shiddiq: Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah SAW yang paling setia dan pemberani. Beliau selalu berada di sisi Rasulullah SAW dalam setiap situasi, baik suka maupun duka. Beliau rela mengorbankan seluruh harta dan jiwanya demi membela agama Islam.
3. Umar bin Khattab: Umar bin Khattab adalah khalifah kedua dalam Islam. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat tegas dan berani. Beliau tidak pernah takut untuk mengatakan kebenaran, meskipun kepada penguasa sekalipun. Beliau juga sangat adil dalam memimpin umat Islam.
4. Ali bin Abi Thalib: Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat dalam Islam. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan pemberani. Beliau adalah seorang ahli strategi perang yang handal, dan selalu memenangkan pertempuran yang dipimpinnya.
5. Hamzah bin Abdul Muthalib: Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Rasulullah SAW yang sangat pemberani. Beliau adalah seorang pejuang yang gagah berani, dan selalu berada di barisan terdepan dalam setiap pertempuran.
6. Bilal bin Rabah: Bilal bin Rabah adalah seorang budak berkulit hitam yang masuk Islam. Beliau disiksa dan dianiaya oleh majikannya karena keimanannya. Namun, beliau tetap teguh pada keyakinannya dan tidak mau kembali kepada kekafiran. Keberanian Bilal bin Rabah dalam mempertahankan imannya menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.
Syaja’ah adalah sifat yang sangat penting bagi seorang Muslim. Dengan memiliki sifat syaja’ah, seorang Muslim dapat membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan membawa perubahan positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, setiap Muslim harus berusaha untuk menumbuhkan sifat syaja’ah dalam dirinya, agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain.
Dalam konteks modern, syaja’ah juga relevan dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, keberanian untuk melaporkan tindakan korupsi, keberanian untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak adil, keberanian untuk membela hak-hak minoritas, dan keberanian untuk melawan segala bentuk diskriminasi. Syaja’ah juga dibutuhkan dalam dunia bisnis, seperti keberanian untuk mengambil risiko dalam berinvestasi, keberanian untuk berinovasi, dan keberanian untuk bersaing secara sehat.
Selain itu, syaja’ah juga penting dalam kehidupan pribadi. Misalnya, keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, keberanian untuk memutuskan hubungan yang tidak sehat, keberanian untuk mengejar impian, dan keberanian untuk menghadapi ketakutan diri sendiri. Dengan memiliki syaja’ah, seseorang dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan bahagia.
Oleh karena itu, mari kita jadikan syaja’ah sebagai bagian dari karakter kita. Mari kita berani membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan berbuat kebajikan, meskipun menghadapi risiko dan konsekuensi yang berat. Dengan syaja’ah, kita dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. (Z-4)