Survei: 86 Persen Wisatawan Khawatir Percayakan AI untuk Perencanaan Traveling Mereka

2 hours ago 2
 86 Persen Wisatawan Khawatir Percayakan AI untuk Perencanaan Traveling Mereka Ilustrasi(Freepik)

TEMUAN terbaru Kaspersky menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (artifical intellegence/AI) sangat dihargai di kalangan wisatawan karena menghemat waktu, menemukan rekomendasi yang dipersonalisasi, dan penawaran yang dapat menghemat anggaran. 

Namun, kesadaran akan risiko keamanan data juga tinggi, yang disebut sebagai pertanda baik oleh para pakar keamanan.

Pusat riset pasar Kaspersky telah menemukan apa yang mendorong pengguna AI aktif untuk mempercayakan chatbot dan perangkat bertenaga AI dalam perencanaan perjalanan (traveling), serta bagaimana mereka menilai keamanan layanan tersebut.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa motivasi utama beralih ke AI dalam perencanaan perjalanan adalah untuk menghemat waktu dan menyederhanakan persiapan, dengan 73% pengguna menyebutkan manfaat ini. 

Keuntungan penting lainnya dari AI untuk perjalanan, yang disebutkan oleh 65% responden, adalah membantu pencarian informasi tentang objek wisata utama di lokasi yang dipilih dan rekomendasi yang dipersonalisasi sesuai preferensi individu. 

Selain itu, 63% memanfaatkan AI untuk menemukan penawaran terbaik, sementara 61% mempercayainya untuk mengungkap informasi yang sulit ditemukan. 

Menariknya, generasi yang lebih tua (55+) menunjukkan pola yang sedikit berbeda: mereka kurang fokus pada penawaran yang dipersonalisasi (60%) tetapi lebih cenderung mengandalkan AI untuk menemukan saran/rekomendasi yang tidak dapat mereka temukan sendiri (65%). 

Sementara itu, orang-orang yang memiliki anak menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap rekomendasi yang dipersonalisasi (68%) dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki anak (60%), yang menggarisbawahi semakin besarnya peran AI sebagai asisten serbaguna di berbagai kelompok usia pengguna.

Faktanya, saat ini, dengan bantuan AI, rencana perjalanan individual yang sesuai dengan permintaan wisatawan dapat dibuat hanya dalam beberapa klik. Namun, informasi yang diberikan oleh chatbot masih perlu diperiksa ulang. Sudah ada beberapa kasus di mana wisatawan mengalami masalah karena mereka terlalu mempercayai AI dan tidak melakukan riset sendiri untuk perjalanan tersebut.

Terlebih lagi, tidak hanya informasinya, tetapi bahkan tautan yang diberikan oleh AI perlu diperiksa, karena mungkin ada tautan berbahaya dan phishing di antaranya. 

Sebelum mengklik tautan dari chatbot AI, disarankan untuk memeriksanya dengan solusi keamanan siber yang dilengkapi dengan deteksi phishing.

AI dan Keamanannya

Selain menentukan rute dan mencari informasi, AI dalam perencanaan perjalanan sering kali juga berperan dalam pemesanan hotel dan bahkan tiket, yang mau tidak mau mengharuskan pembagian data pribadi oleh penggunanya. 

Survei Kaspersky mengungkapkan bahwa tidak semua wisatawan siap mempercayakan informasi pribadi mereka kepada AI.

Hampir separuh (48%) responden melihat risiko keamanan dalam penggunaan AI dan berusaha untuk tidak membagikan data sensitif apa pun dengannya. 

Bersama dengan 37% responden yang tidak terlalu khawatir tentang keamanan AI tetapi tetap berhati-hati saat menggunakannya, 86% responden yang menggunakan AI untuk perencanaan perjalanan juga mempertimbangkan keamanan data saat menggunakan alat-alat ini. Hanya 14% wisatawan yang yakin bahwa pembagian data apa pun dengan AI sepenuhnya aman.

Di antara individu yang lebih muda (usia 18-34), kekhawatiran tentang keamanan layanan AI bahkan lebih tinggi, dengan 52% responden waspada dalam membagikan data pribadi mereka dengan AI. 

Generasi yang lebih tua (55+), sebaliknya, sedikit kurang berhati-hati dalam hal penggunaan AI. Hanya 42% yang menyadari potensi risiko AI, sementara 44% tidak melihat banyak ancaman keamanan, tetapi memilih berbagi secara selektif, menunjukkan pendekatan yang bertahap terhadap keamanan AI.

Menurut survei tersebut, wisatawan di Spanyol, Inggris, Indonesia, Malaysia, dan Afrika Selatan menunjukkan kekhawatiran yang lebih besar tentang risiko terkait AI, sementara wisatawan di Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi sebaliknya menunjukkan keyakinan yang lebih tinggi terhadap keamanan sistem AI. 

“Survei ini menyoroti tingkat kehati-hatian yang patut diperhatikan di antara para wisatawan yang menggunakan AI, dan ini menunjukkan sebuah pertanda baik. Sikap rasional sangat penting untuk semua jenis interaksi daring, terutama dalam hal berbagi data pribadi. Bagaimanapun, percakapan 'pribadi' Anda dengan AI masih dapat terpapar ancaman siber, atau penawaran menarik yang ditemukan oleh chatbot mungkin ternyata hanyalah skema penipuan. Ini bukan berarti Anda harus meninggalkan perangkat digital ini sepenuhnya. Sebaliknya, tetaplah waspada, hindari berbagi informasi pribadi secara berlebihan, dan pikirkan baik-baik saat memilih tugas yang dapat Anda berikan kepada AI. Dengan demikian, layanan bertenaga AI dapat berkembang menjadi asisten andal yang membantu Anda mengatasi berbagai tantangan dengan aman dan efektif,” papar Manajer Grup di Kaspersky AI Technology Research Center Vladislav Tushkanov.

Kaspersky berbagi beberapa kiat tentang cara tetap aman saat berinteraksi dengan AI:

  • Hindari berbagi data pribadi dengan asisten AI: ID, alamat, kata sandi, atau detail sensitif lainnya. Berhati-hatilah dalam memilih sumber daya tempat Anda mengunggahnya.
  • Lakukan sendiri semua tindakan dan keputusan penting (mengirim email, melakukan pembelian, pemesanan, dll.). Tugaskan asisten AI hanya untuk tugas-tugas kasual.
  • Verifikasi tautan dan email yang diberikan AI kepada Anda. Gunakan solusi keamanan yang andal seperti Kaspersky Premium untuk memeriksa semua URL dan memblokir sumber daya yang mencurigakan, serta mengamankan pembayaran online Anda.
  • Jika Anda memilih AI sebagai asisten perjalanan utama, pastikan Anda memiliki koneksi internet yang stabil selama berada di luar negeri. Pertimbangkan untuk menggunakan eSIM agar memiliki akses data seluler yang konstan.
  • Jangan hubungkan akun utama Anda yang berisi data rahasia ke chatbot atau layanan bertenaga AI lainnya. (Z-1)
Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |