
PENYAKIT Hepatitis C masih menjadi ancaman kesehatan global karena sifatnya yang sering tanpa gejala namun berpotensi memicu sirosis dan kanker hati jika tidak segera ditangani. Dalam rangka mendukung target eliminasi hepatitis secara global pada 2030, berbagai langkah konkret mulai dilakukan di Sumatera Barat.
Salah satunya adalah kolaborasi antara Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Dinas Kesehatan Kota Padang, dan RSUP Dr. M. Djamil Padang dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) program P2 Hepatitis C, yang baru saja dilakukan di rumah sakit tersebut.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr. M. Djamil, Bestari Jaka Budiman, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi forum penting untuk meninjau pelaksanaan program sekaligus memperkuat komunikasi lintas sektor.
“Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara rumah sakit dan dinas kesehatan adalah kunci utama dalam memastikan pasien mendapatkan layanan yang optimal dan berkelanjutan,” ujarnya, Senin (12/5).
Dalam sesi diskusi yang berlangsung, berbagai masukan dan tantangan dalam pelaksanaan program P2 Hepatitis C dibahas secara terbuka. Harapannya, hasil evaluasi ini dapat meningkatkan mutu pelayanan serta memperkuat pencatatan dan pelaporan program secara akurat.
Kasie P2M Dinas Kesehatan Sumbar, Eka Fitria menyampaikan bahwa sistem pelaporan yang kuat adalah dasar dari deteksi dan penanganan dini kasus Hepatitis C. Ia juga mengapresiasi dukungan dan kerja sama pihak RSUP Dr. M. Djamil.
“Pelaporan yang baik akan memudahkan identifikasi dan pengobatan dini, sehingga program ini bisa berjalan lebih efektif. Terima kasih atas komitmen RSUP Dr. M. Djamil dalam mendukung eliminasi hepatitis,” ujarnya.
Melalui langkah ini, Sumatera Barat menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat sistem layanan kesehatan, dengan tujuan akhir bebas hepatitis C pada 2030, sejalan dengan target Kementerian Kesehatan dan WHO. (E-2)