Bahaya Mikroplastik dari Kantong Teh Celup: Picu Kanker hingga Ganggu Kesuburan

5 hours ago 1
 Picu Kanker hingga Ganggu Kesuburan Penelitian terbaru mengungkap kantong teh celup melepaskan miliaran partikel mikroplastik ke dalam air panas. (freepik)

PARA ahli memperingatkan bahwa mikroplastik yang terdapat dalam kantong teh celup bisa berkaitan dengan berbagai penyakit serius, masalah kesuburan, hingga peningkatan risiko kanker. Kekhawatiran ini mencuat setelah sebuah studi baru menemukan bahwa partikel mikroplastik beracun dilepaskan ketika kantong teh dicelupkan ke dalam air panas.

Mikroplastik ditemukan dalam berbagai benda keseharian, seperti wadah makanan, panci, bahkan udara yang dihirup. Keberadaan partikel ini memungkinkan kontaminasi pada makanan dan minuman, sehingga berisiko masuk ke dalam tubuh. Penelitian menunjukkan mikroplastik ditemukan dalam ASI, air liur, feses, hingga darah manusia.

Peneliti dari University of California San Francisco menemukan mikroplastik di udara kemungkinan berkontribusi pada peningkatan kasus kanker usus besar pada orang muda. Setelah menelaah 3.000 studi, mereka menemukan bahwa partikel plastik mikroskopik yang terhirup bisa masuk ke aliran darah lewat paru-paru dan terakumulasi di organ tubuh.

Perubahan Struktur Usus

Studi-studi tertentu menemukan bahwa mikroplastik dapat memicu perubahan dalam struktur organ usus besar. Misalnya, penelitian Tiongkok tahun 2022 menemukan tikus yang terpapar mikroplastik mengalami kerusakan pada dinding usus besar. Penelitian lain menunjukkan keberadaan mikroplastik mengurangi produksi lendir pelindung di usus besar.

Studi lain menemukan mikroplastik dapat mempercepat penyebaran sel kanker di saluran pencernaan. Selain itu, tinjauan ilmiah dalam jurnal Life Sciences edisi Oktober lalu menyoroti kekhawatiran para ahli bahwa mikroplastik berpotensi memicu pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker, seperti paru-paru, darah, payudara, prostat, dan ovarium.

Selain risiko kanker, para ilmuwan juga menyoroti potensi dampak mikroplastik terhadap kesuburan. Dalam laporan pada Juni lalu, ditemukan partikel plastik mikroskopik dalam sperma pria. Plastik jenis tersebut, yang lazim digunakan dalam pembuatan pipa air, diketahui dapat mengurangi aktivitas sperma, sehingga memperkecil peluang pembuahan sel telur. Para peneliti Tiongkok bahkan mengaitkan hal ini dengan penurunan angka kesuburan secara global.

Temuan yang mengkhawatirkan juga datang dari tim peneliti Universitat Autònoma de Barcelona. Dapat disimpulkan dari penelitian bahwa ketiga jenis kantong teh melepaskan partikel berukuran nano dengan jumlah yang signifikan ke dalam air. Dalam percobaannya, mereka melihat bahwa sebagian besar mikroplastik diserap oleh sel usus penghasil lendir. Lebih mengejutkan lagi, beberapa partikel bahkan berhasil menembus inti sel, tempat materi genetik berada.

“Dampak kesehatan dari mikro/nanoplastik (MNPL) yang ada di lingkungan semakin memprihatinkan,” ungkap para peneliti. Mereka juga menyampaikan bahwa selain dari lingkungan, sumber-sumber lain seperti kemasan makanan dan kantong teh herbal juga perlu dipertimbangkan sebagai sumber paparan mikroplastik.

Sebelumnya memang sudah banyak studi yang menyatakan bahwa kemasan makanan adalah salah satu sumber utama mikroplastik. Namun, jumlah partikel yang dilepaskan dari kantong teh belum banyak diteliti.

Penelitian Tiga Jenis Teh Celup

Dalam studi terbarunya yang dipublikasikan di jurnal Chemosphere, para peneliti menyelidiki jumlah mikroplastik dari tiga jenis teh celup yang mudah ditemukan di toko atau dibeli secara daring. Jenis pertama adalah kantong teh dari nilon yang dipesan lewat Amazon. Kedua, kantong teh dari polipropilena yang dibeli di AliExpress. Ketiga, teh celup dari supermarket dengan bahan penyaring yang tidak diketahui.

Masing-masing dari 300 kantong teh dimasukkan ke dalam bejana berisi 600 ml air panas bersuhu 95°C. Hasilnya, ketiga jenis kantong teh melepaskan partikel nano dalam jumlah sangat besar ke dalam air. Jenis polipropilena adalah yang paling parah melepaskan sekitar 1,2 miliar partikel per mililiter dengan ukuran rata-rata 136,7 nanometer. Di sisi lain, kantong teh berbahan nilon melepaskan sekitar 8,18 juta partikel per mililiter dengan ukuran rata-rata 138,4 nanometer.

Para peneliti kemudian mewarnai partikel mikroplastik ini untuk melacak seberapa banyak yang terserap oleh berbagai jenis sel usus manusia. Ternyata, sel usus yang memproduksi lendir menyerap partikel dalam jumlah paling besar. Manusia sendiri bisa terpapar mikroplastik dari makanan, air minum, dan udara. 

Namun, perlu dicatat bahwa pemahaman yang komprehensif mengenai ambang batas paparan mikroplastik yang berbahaya dan cara kerjanya dalam menyebabkan kerusakan masih belum sepenuhnya kita miliki.

Maria Westerbos, salah satu pendiri Plastic Health Council, menanggapi hasil penelitian ini dengan keras: “Para ilmuwan terus mengungkap dampak berbahaya plastik terhadap kesehatan manusia. Tidak ada lagi alasan untuk ragu. Komunitas global tak bisa terus membiarkan industri petrokimia menentukan arah kebijakan.”

Berdasarkan temuan dari riset kantong teh ini, para peneliti mendesak dilakukannya penelitian mendalam mengenai dampak mikroplastik terhadap tubuh manusia. 

“Penelitian kami menambah bukti akan luasnya pencemaran plastik dan potensi bahayanya terhadap kesehatan manusia,” tulis mereka. 

“Di tengah meningkatnya penggunaan plastik dalam kemasan makanan, dunia ilmiah dan para pembuat kebijakan harus serius menangani kontaminasi MNPL demi menjaga keamanan pangan dan kesehatan masyarakat,” lanjut mereka. (Daily Mail/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |