
ATLETICO Madrid tersingkir dari babak 16 besar Liga Champions setelah kalah adu penalti dari rival sekota Real Madrid. Sang pelatih Diego Simeone tetap membanggakan perjuangan skuadnya meski harus menelan pil pahit berkali-kali dikandaskan Madrid di ajang Eropa tersebut.
Los Rojiblancos memenangi leg kedua 1-0 pada Kamis (13/3) setelah gol Conor Gallagher di awal pertandingan. Hingga waktu normal, laga berakhir dengan agregat sama kuat 1-1.
Pasukan Simeone yang tampil di kandang sendiri berjuang memaksakan laga hingga babak tambahan waktu. Hanya, mereka tidak bisa berbuat banyak pada akhirnya karena kalah 2-4 dalam adu penalti.
"Saya bangga dengan para pemain kami. Tentu saja mereka (Madrid) selalu mengalahkan kami di Liga Champions, tetapi mereka mengalami masa-masa sulit. Mereka benar-benar mengalami masa-masa yang buruk," ujar Simeone.
"Saya tidak akan berbicara tentang keberuntungan. Saya akan berbicara tentang perasaan bangga terhadap tim yang kami miliki, cara kami selalu bersaing. Itu akan tetap menjadi sejarah proses yang kami miliki di klub ini," imbuh.
Bagi Atletico, kekalahan kali ini mengulang pil pahit. Mereka sebelumnya kalah dari Madrid di final Liga Champions 2014 dan 2016. Mereka juga tersingkir oleh rival sekota itu di perempat final 2015 dan semifinal 2017.
Salah satu momen krusial pada babak penalti ialah dianulirnya eksekusi Julian Alvarez karena dianggap ilegal oleh VAR. Penyerang internasional Argentina itu dua kali menyentuh bola ketika melakukan eksekusi sambil terpeleset.
Simeone juga bereaksi terhadap kontroversi itu. Menurutnya, adu penalti selalu menjadi duel yang berbeda.
"Penalti tidak berlaku. Itu berbeda dalam pertandingan. Mereka mengatakan kepada saya bahwa Julian tampaknya menyentuh atau tidak menyentuh bola ketika dia menendang jika wasit mempertimbangkannya, itu akan seperti itu," ucapnya. (Football Espana/I-2)