Kunjungan Kementan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.(Dok. Kementan)
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus mendorong regerasi di bidang pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya peran petani muda dalam membangun pertanian modern dan mewujudkan swasembada pangan nasional.
“Petani milenial adalah kunci. Jika mereka turun ke sawah dengan teknologi dan pendapatan menjanjikan, desa akan bergerak dan ekonomi tumbuh,” ujar Andi melalui keterangannya, Selasa (28/10).
Upaya itu diimplementasikan melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) yang bertujuan mencetak wirausahawan muda di sektor pertanian.
Sebagai bentuk apresiasi, Associate Vice President Department for Country Operations IFAD Donal Brown bersama Director Chief Risk Officer IFAD Jose Molina meninjau dua penerima manfaat Program YESS di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi pelaksanaan Program YESS, kerja sama strategis antara Kementan dan IFAD sejak 2019 yang berfokus pada regenerasi petani di 19 kabupaten sasaran di Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
“Di banyak negara, pertanyaan yang sama muncul: bagaimana menciptakan pekerjaan layak bagi kaum muda di desa? Jawabannya, jadikan pertanian bidang usaha menarik bagi mereka. Program YESS telah membuktikannya dengan memberi keterampilan dan kepercayaan diri. Kami berharap program ini terus berlanjut ke fase berikutnya,” kata Molina.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menambahkan, petani muda perlu dibekali keterampilan teknis dan manajerial agar mampu menghasilkan komoditas ekspor berkualitas serta mengembangkan model bisnis pertanian modern.
Rombongan IFAD didampingi Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Direktur Polbangtan Gowa, Project Manager YESS Nasional, dan Project Manager YESS PPIU Sulsel.
Kunjungan pertama dilakukan ke Inkiya Farm, usaha selada hidroponik milik Andi Hartini. Ia mengaku pelatihan dan pendampingan YESS sangat membantu peningkatan produksi dan perluasan jaringan pemasaran.
“Dana hibah YESS saya gunakan membeli genset agar produksi tidak terganggu saat listrik padam. Kini saya bermitra dengan dua swalayan besar,” ungkapnya.
Kunjungan berikutnya ke usaha jamur tiram milik Nurlia, yang juga penerima manfaat YESS.
“Berkat dukungan YESS, saya bisa membeli alat penyemprotan otomatis. Produksi meningkat dari ratusan menjadi 3.000 baglog, dan pasar pun makin luas,” ujarnya. (H-3)


















































