Sahur Jam Berapa? Ini Anjuran Waktu Terbaik Makan Sahur

2 weeks ago 13
Sahur Jam Berapa? Ini Anjuran Waktu Terbaik Makan Sahur ilustrasi(freepik)

SAHUR merupakan salah satu amalan sunah yang dianjurkan bagi umat Islam sebelum menjalankan ibadah puasa. Banyak orang bertanya, sahur jam berapa sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dan manfaat terbaik?

Artikel ini akan membahas waktu terbaik untuk sahur, dalil yang mendasarinya, serta manfaat sahur baik untuk tubuh.

Keutamaan Sahur dalam Islam

Sebelum membahas waktu sahur yang tepat, penting untuk memahami keutamaan sahur itu sendiri. Sahur bukan sekadar makan sebelum berpuasa, tetapi merupakan bagian dari sunah Rasulullah SAW yang memiliki banyak keistimewaan.

1. Mendapatkan Keberkahan dari Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa sahur membawa keberkahan, tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam aspek spiritual.

2. Membantu Kekuatan Fisik Saat Berpuasa

Sahur memberikan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas sepanjang hari, termasuk menjalankan ibadah puasa. Tanpa sahur, seseorang mungkin merasa lemas dan kurang fokus saat berpuasa, yang dapat memengaruhi kualitas ibadahnya. Dengan sahur, tubuh mendapatkan pasokan energi yang dibutuhkan untuk bertahan selama berpuasa.

3. Sahur Dilanjutkan dengan Ibadah

Orang yang selesai sahur akan menunggu waktu subuh tiba. Saat-saat menunggu subuh itulah bisa digunakan untuk beribadah, seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur’an atau pun zikir lainnya. 

Dengan kata lain, pengakhiran sahur adalah upaya agar kita bisa beribadah di waktu sepertiga malam. Waktu paling istimewa untuk bermunajat kepada Allah swt. 

Terlebih untuk meraih malam lailatul qadar. Bahkan, secara khusus, Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya menuliskan satu bab yang membahas tentang orang yang sahur dan tidak tidur sampai tiba waktu shalat subuh. Salah satunya adalah hadis yang mengisahkan Sahl bin Sa’d berikut,

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ عَنْ أَخِيهِ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ يَقُولُ كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي

 أَهْلِي ثُمَّ يَكُونُ سُرْعَةٌ بِي أَنْ أُدْرِكَ صَلَاةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami, Isma'il bin Abu Uwais, dari Saudaranya, dari Sulaiman, dari Abu Hazm, bahwa dia mendengar Sahl bin Sa'd berkata, "Suatu kali aku pernah makan sahur bersama keluargaku, kemudian aku bersegera agar dapat melaksanakan shalat Subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

Sahur Jam Berapa yang Dianjurkan?

Dikutip dari NU Online, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengakhirkan sahur. Anjuran Nabi ini terdapat dalam banyak hadits. Misalnya hadits riwayat Ahmad, 

“Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur”. 

Sahur di Sepetiga Malam

Menurut Abu Bakar Al-Kalabazi, maksud dari mengakhirkan sahur tersebut ialah makan sahur di sepertiga terakhir malam. Dalam kitabnya Bahrul Fawaid disebutkan:

وسئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الليل أسمع؟ قال: الثلث الأخير من الليل. وقد قال صلى الله عليه وسلم: من الفطرة تأخير السحور، أراد إن شاء الله أن يقع في الثلث الأخير من اليل ليكون فيه دعوة واستغفار فيجاب، وسؤال حاجة فتقضى

Artinya, “Nabi SAW pernah ditanya, ‘Malam apa yang paling didengar (do’a)?’  ‘Sepertiga terakhir malam,’ tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, ‘Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.’ Kemungkinan yang dimaksud mengakakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Karena pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT.” 

Berdasarkan keterangan ini, tampaknya tujuan dari mengakhirkan sahur itu bukan semata makan dan minum, tetapi mesti diiringi dengan ibadah lainnya, seperti shalat, dzikir, dan berdo’a. Sebab itulah waktu terbaik untuk beribadah, terutama berdo’a. 

Berdasarkan kesaksian Hudzaifah, ia pernah makan sahur bersama Nabi Muhammad SAW saat menjelang subuh, (HR Ibnu Majah). 

Kesaksian Hudzaifah ini diperkuat oleh pengakuan Zaid bin Tsabit. Zaid pernah sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian setelah itu shalat berjamaah. Ketika ditanya, berapa lama jarak antara selesai makan dan shalat, Zaid menjawab, 

“Kisaran membaca lima puluh ayat,” (HR Ibnu Majah). 

Dengan memperhatikan berbagai pendapat  dan riwayat ini, dapat disimpulkan bahwa waktu paling baik makan sahur ialah di sepertiga terakhir malam, terutama menjelang waktu subuh.

Imsak Bukan Batas Akhir Sahur

Banyak orang yang mengira bahwa imsak adalah batas waktu sahur, sehingga mereka berhenti makan saat waktu imsak tiba. Padahal, imsak bukan sebagai batas berhenti makan dan minum saat sahur,

Ulama sepakat bahwa batas waktu memulai puasa tepat pada momentum terbitnya fajar shadiq (subuh). (P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |