
LEMBAGA kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu warga Jalur Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan akibat blokade dan agresi militer yang berkepanjangan.
Dalam dua misi kemanusiaan berturut-turut, INH menyalurkan bantuan air bersih dan paket sembako kepada ribuan warga dan keluarga pengungsi yang terdampak langsung oleh situasi darurat yang belum mereda.
"INH menyalurkan bantuan air bersih kepada ribuan warga di Kamp Al-Shati, Gaza Utara, yang saat ini tengah menghadapi krisis air bersih akibat agresi militer dan blokade berkepanjangan dari Israel," kata Manager Program INH, Muhamamd Hadiyan Abshar, Kamis (22/5).
Bantuan air bersih ini merupakan bagian dari Proyek Air Bersih INH yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga Gaza, khususnya di wilayah-wilayah yang mengalami kesulitan akses terhadap air layak konsumsi.
Dalam pelaksanaan program tersebut, INH menyalurkan sebanyak 40.000 liter (40 m³) air bersih, yang didistribusikan kepada 2.000 keluarga penerima manfaat. Setiap keluarga menerima rata-rata 20 liter air, yang dapat digunakan untuk keperluan minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Kamp Al-Shati merupakan salah satu lokasi padat penduduk yang mengalami dampak serius dari blokade dan serangan yang terus berlangsung. Krisis air bersih di wilayah ini kian memburuk karena terbatasnya infrastruktur air bersih dan kerusakan akibat konflik.
"Air adalah kebutuhan mendasar yang sangat penting, terlebih di tengah situasi darurat seperti ini. Kami berharap bantuan ini bisa sedikit meringankan beban saudara-saudara kita di Gaza," ujar perwakilan INH dalam keterangan resminya, Kamis (22/5).
INH juga menyampaikan bahwa program bantuan ini akan terus berlanjut dan dikembangkan untuk menjangkau lebih banyak wilayah dan penerima manfaat, seiring dengan upaya bersama dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan warga Palestina.
Paket sembako
Selain bantuan air bersih, INH juga menyalurkan bantuan paket sembako untuk para pengungsi yang tersebar di berbagai lokasi diwilayah pantai bagian utara seperti Kamp Al Nasr dengan jumlah penerima manfaat 440 keluarga pengungsi
Paket sembako tersebut berisi kebutuhan pokok yang kini sangat langka di pasar Gaza akibat blokade dan kehancuran logistik, seperti beras, pasta, saus, dan bahan makanan penting lainnya.
Banyak dari barang-barang dalam paket bantuan ini sudah tidak tersedia secara umum, menjadikannya sangat berharga bagi keluarga yang mengalami kekurangan pangan dan gizi.
“Situasi kelaparan di Gaza sangat memprihatinkan. Blokade membuat banyak bahan pokok tidak masuk ke pasar. Melalui bantuan ini, kami ingin memastikan warga tetap memiliki akses terhadap makanan bergizi,” jelas Hadiyan.
Bantuan ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang INH untuk hadir di tengah penderitaan rakyat Palestina, khususnya di masa-masa sulit yang penuh ketidakpastian. Lembaga ini juga mengajak masyarakat internasional untuk terus menunjukkan solidaritas dan mendukung pemenuhan hak-hak dasar warga Gaza.
Pengiriman pertama
Sebelumnya, sebanyak 87 truk bantuan akhirnya berhasil masuk ke Jalur Gaza, menandai pengiriman pertama dalam 81 hari setelah Israel menutup seluruh perlintasan perbatasan, demikian diumumkan Kantor Media Pemerintah Palestina pada Rabu (21/5).
Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah, Ismail Al-Thawabteh, mengatakan kepada Anadolu bahwa hingga saat ini, 87 truk yang membawa berbagai jenis bantuan telah masuk ke Jalur Gaza.
Ia menjelaskan bahwa bantuan tersebut dialokasikan untuk sejumlah organisasi internasional dan lokal sebagai bagian dari upaya penyaluran kepada masyarakat Palestina guna memenuhi sebagian dari kebutuhan kemanusiaan mendesak mereka.
Menurut pernyataan resmi Kantor Media Pemerintah Palestina pada Senin (19/5) lalu, Jalur Gaza membutuhkan setidaknya 500 truk bantuan setiap hari, termasuk bantuan medis, pangan, dan 50 truk bahan bakar, untuk menyelamatkan nyawa di tengah kelaparan yang semakin parah akibat penutupan perbatasan oleh Israel selama lebih dari dua bulan.
Sejak 2 Maret, Israel memberlakukan blokade ketat terhadap Gaza, menutup akses masuk bantuan kemanusiaan dan mendorong wilayah tersebut ke jurang kelaparan yang telah merenggut banyak nyawa.
Meski mendapat tekanan internasional untuk segera melakukan gencatan senjata, militer Israel terus melanjutkan serangan brutal ke Gaza sejak Oktober 2023. Serangan tersebut telah menewaskan hampir 53.700 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. (Ant/E-2)