
BARCELONA resmi mengunci gelar La Liga 2024/2025. Titel musim ini untuk ke-28 kalinya Barca meraih gelar La Liga dalam sejarah klub.
Barca mengamankan gelar pada pekan ke-36 usai menang 2-0 atas Espanyol, Jumat (16/5) dini hari WIB. Ini menjadi trofi liga kedua mereka dalam enam musim terakhir dan yang pertama di era kepelatihan Hansi Flick.
Pelatih asal Jerman itu dianggap membawa angin segar bagi Blaugrana lantaran mengembalikan dominasi Barcelona di pentas domestik sekaligus merebut mahkota dari tangan rival abadi Real Madrid.
Seperti apa resep Hansi Flick yang mengantarkan kejayaan Barca musim ini?
SERANGAN MEMATIKAN
Barca di era Flick dikenal atraktif dan efisien. Sepanjang musim, mereka mencetak 97 gol dalam 36 pertandingan liga atau selisih 23 gol lebih banyak dibandingkan Real Madrid di posisi kedua.
Sejak menghajar Real Valladolid 7-0 pada Agustus tahun lalu, Barcelona tampil konsisten. Mereka mencetak empat gol atau lebih dalam 13 laga La Liga musim ini.
Pemain muda sensasional Lamine Yamal menjadi motor kreativitas, menyuplai umpan-umpan matang untuk Robert Lewandowski dan Raphinha. Yamal memimpin daftar pencetak assist dengan 13 umpan gol.
Sementara itu, Lewandowski mengemas 25 gol dan Raphinha mengoleksi 18 gol serta sembilan assist.
Flick menerapkan strategi garis pertahanan tinggi yang meski terkadang berisiko, sukses menekan lawan sejak awal laga. Bahkan Real Madrid pun kewalahan menghadapi tekanan ini saat kalah dalam El Clasico terakhir.
PERUBAHAN MENTALITAS
Berbeda dengan pendahulunya, Xavi Hernandez, yang kerap mencari pembenaran atas kegagalan, Flick menolak mencari kambing hitam dari faktor eksternal. Pendekatan itu membuat para pemain untuk mengambil tanggung jawab penuh atas performa mereka di lapangan. Barca kerap bermain tanpa beban, lebih menikmati permainan, dan menampilkan sepak bola penuh kreativitas.
FAKTOR PEDRI
Jika di sisi sayap ada Lamine Yamal, limi tengah Barca sangat bergantung pada Pedri Gonzalez sebagai pusat permainan. Setelah bertahun-tahun diganggu cedera, musim ini dia mampu tampil stabil dan menjadi elemen vital dalam transisi menyerang maupun bertahan.
Dengan absennya gelandang bertahan seperti Marc Bernal dan Marc Casado, Pedri mengambil alih tanggung jawab lebih besar.
PERCAYA KEPADA PEMAIN TERPINGGIRKAN
Hansi Flick juga dinilai mampu mengembalikan rasa percaya diri pemain yang sempat terpinggirkan seperti Eric Garcia yang sempat banyak diragukan. Dia tampil solid saat diturunkan bahkan di posisi yang bukan aslinya sebagai gelandang bertahan.
Ferran Torres juga turut berkontribusi besar, menjadi pencetak gol dan pemberi assist terbanyak ketiga di tim.
Bek senior Inigo Martinez, yang musim lalu tampil di bawah ekspektasi, kini menjadi sosok pemimpin di lini belakang, berduet apik dengan bek muda Pau Cubarsí.
PERUBAHAN KOMPOSISI
Meski mengawali musim dengan meyakinkan, Barcelona sempat terpuruk di akhir 2024. Dalam tujuh laga sepanjang November dan Desember, mereka hanya satu kali menang dan sempat dipermalukan tim papan bawah seperti Leganes dan Las Palmas di kandang sendiri. Atletico Madrid bahkan sempat merebut posisi puncak klasemen menjelang Natal.
Namun, Flick melakukan pembenahan penting. Dia mengandalkan Frenkie de Jong yang sudah pulih dari cedera dan mengganti penjaga gawang utama dengan Wojciech Szczesny menggantikan Inaki Pena.
Hasilnya, Barcelona tak terkalahkan dalam 24 pertandingan di semua kompetisi setelah pergantian tahun dan sukses mengamankan gelar La Liga. (H-1)