Salah satu titik kejadian tanah longsor di Kabupaten Majalengka.(MI/NURUL HIDAYAH)
POTENSI bencana alam di Kabupaten Majalengka diperkirakan meningkat bulan ini. Kesiapsiagaan pun dilakukan.
“Potensi bencana alam diperkirakan meningkat mulai bulan ini, November 2025 hingga April 2026 mendatang,” tutur Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Agus Tamim, Kamis (6/11).
Hingga awal November 2025, BPBD Kabupaten Majalengka mencatat ada 195 kejadian bencana di seluruh wilayah, yang sebagian besar berupa tanah longsor dan banjir
Kabupaten Majalengka, lanjut Agus, telah memetakan titik-titik yang rawan diterjang bencana hidrometeorologi. “Baik itu longsor maupun banjir dan bencana lainnya.”
Untuk potensi bencana longsor dipetakan rawan terjadi wilayah selatan yang memiliki daerah pegunungan maupun perbukitan. Tersebar di Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Banjaran, Maja, Argapura, Sindang.
“Sementara potensi banjir berada di wilayah Kecamatan Ligung, Jatitujuh, Kertajati, dan Kadipaten. Wilayah-wilayah tersebut berada di dataran rendah dan berdekatan dengan sungai," lanjutnya.
Sementara itu Bupati Majalengka, Eman Suherman, meminta kepada BPBD untuk dapat memberikan informasi dan imbauan kepada masyarakat terkait potensi ancaman bencana.
“Kami meminta kepada mereka untuk memastikan kesiapan personel, peralatan evakuasi, sarpras operasional, serta logistik pendukung yang mudah digerakkan setiap saat,” tambahnya.
Bupati juga telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) status siaga darurat bencana banjir, longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrim yang berlaku berlaku 1 oktober 2025 hingga 30 April 2026. BPBD Majalengka pun mengoptimalkan sarana dan prasarana, termasuk berkolaborasi dengan instansti terkait lainnya.


















































