
PENDIDIKAN tinggi harus jadi mesin pencipta lapangan kerja, bukan sekadar pencetak ijazah. Sebab, pendidikan tinggi adalah kunci pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Hal itu ditegaskan Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek) dalam kunjungan kerjanya ke Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (7/7). Guru besar di Tsinghua University, Beijing, Tiongkok itu melihat bahwa sekarang orang selalu terfokus pada kegiatan belajar mengajar di universitas, sementara fungsi pendidikan tinggi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi suatu bangsa justru terlupakan.
"Saya berharap dengan diskusi ini akan memberikan mekanisme konkret yang sudah dijalankan di Unhas. Saya ingin membangkitkan semangat mahasiswa untuk menyadari bahwa apa yang mereka kerjakan di Universitas Hasanuddin adalah kunci untuk kemajuan kita," serunya di Aula Lecture Theater Arsyad Rasyid Unhas.
Stella juga menekankan pentingnya inovasi dan riset dalam pendidikan tinggi. "Pendidikan tinggi adalah kunci pertumbuhan ekonomi. Universitas harus menjadi pusat inovasi yang menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan industri," tambah perempuan yang juga Direktur Child Cognitive Center, Tsinghua University itu.
Lantaran dunia selalu berubah, dan inovasi serta kompetisi adalah hal yang tidak terhindarkan. "Data dari Nature Index menunjukkan bahwa dalam waktu 9 tahun, kita harus berkompetisi dengan institusi dari negara lain, terutama China," ujarnya.
Prof. Stella lalu mengambil Universitas Standford, Amerika Serikat (AS) sebagai contoh perguruan tinggi yang mampu menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1930-an, alumni dan dosen Universitas Stanford telah mendirikan hampir 40.000 perusahaan yang mempekerjakan 5,4 juta orang dan menghasilkan pendapatan tahunan sebesar $2,7 triliun. Itu menempatkan Stanford di antara sepuluh ekonomi terbesar di dunia.
Lalu pada tahun 2014, alumni Massachusetts Institute of Technology (MIT) AS telah mendirikan lebih dari 30.000 perusahaan yang mempekerjakan 4,6 juta orang dan menghasilkan pendapatan tahunan hampir $2 triliun. "Dan terakhir, ada perguruan tinggi yang tidak begitu terkenal, Universitas Kansas menghasilkan dampak ekonomi tahunan sebesar $7,8 miliar di Kansas, yang mendukung hampir 88.000 pekerjaan," beber Stella.
Sehingga menurutnya, sistem pendidikan memang harus bergeser dari teaching university menjadi research & innovation university. "Output utama bukan sekadar ijazah, tapi kemampuan menciptakan lapangan kerja baru melalui inovasi dan riset terapan," lanjut Prof Stella.
Rektor Unhas Berharap Kerja Sama
Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa, dalam sambutannya, berharap kunjungan Wakil Mendiktisaintek, dapat menghasilkan kerja sama yang lebih erat antara kampus dan pemerintah. "Unhas juga merupakan bagian dari masyarakat yang terlibat dalam perkembangan teknologi, sehingga pendidikan sains dan teknologi menjadi sangat penting," ujarnya.
Ia lalu menekankan pentingnya kolaborasi antara universitas dan industri untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Dengan keyakinan, tekad, semangat, dan kebersamaan, kita bisa maju bersama. Diskusi ini diharapkan dapat membangun kolaborasi yang kuat dengan industri dan berkontribusi bagi masyarakat serta bangsa," tambahnya.
Sementara itu, Hairul Arsyad, Dosen Program Studi Teknik Metalurgi Unhas, memaparkan isu strategis di bidang metalurgi dan pengembangan Center of Excellence (CoE) Metallurgy. Ia mengungkapkan tingginya minat lulusan SMA untuk masuk ke Prodi Metalurgi Unhas, dengan sekitar 900 pendaftar dan hanya 50 yang diterima. "Kebutuhan SDM berkualitas di bidang metalurgi dan tambang sangat tinggi di Indonesia Timur, terutama dengan banyaknya smelter yang beroperasi di kawasan tersebut," jelasnya.
Hairul menambahkan bahwa jurusan mereka telah menjalin kerja sama dengan industri, termasuk industri di China, serta melakukan penelitian, rekrutmen, magang, beasiswa, dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang ini.
"Kami percaya bahwa inovasi riset adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi. Jika dosen-dosen kami melakukan riset, maka lulusan akan memiliki pemikiran riset yang dapat menciptakan lapangan kerja baru," tambah.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen Unhas dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta mendorong inovasi dan riset yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. (M-1)