
KETUA Umum Bhayangkari, Juliati Sigit Prabowo, mengunjungi stan Bhayangkari Polda Sulawesi Barat (Sulbar) yang menampilkan tenun Kalumpang, kain tradisional tertua dari Sulbar. Tenun Kalumpang tersebut dipamerkan di Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) menyuguhkan beragam kekayaan budaya Indonesia.
Juliati Sigit Prabowo menjelaskan detail teknik dan bahan baku yang digunakan, Kulit kayu tersebut diolah secara tradisional menjadi serat halus yang kemudian ditenun dengan tangan.
Ia menjelaskan, Tenun Kalumpang atau Sekomandi memiliki 11 macam motif utama. Motif tenun yang paling populer ialah motif Ulu Karua yang bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat.
Ketua Bhayangkari Daerah Sulbar, Miranti Adang, menjelaskan, keunikan tenun Kalumpang juga terletak pada pewarna alaminya. Ia mengatakan, warna-warna alami dan tahan lama dihasilkan dari bahan-bahan seperti akar mengkudu, daun tarum (indigo) dan tanah liat. Proses pewarnaan alami ini tidak hanya menghasilkan warna yang indah, tetapi juga ramah lingkungan.
Lebih dari sekadar kain, tenun Kalumpang menyimpan nilai sejarah dan budaya yang dalam. Motif-motifnya terinspirasi dari alam sekitar, simbol-simbol leluhur dan kosmologi lokal, mencerminkan warisan budaya megalitikum Kalumpang. Setiap motif memiliki makna filosofis, misalnya terkait perlindungan dan keseimbangan .
Kehadiran stan Bhayangkari Polda Sulbar di Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 menjadi bukti nyata dukungan terhadap pelestarian warisan budaya lokal. Acara ini juga menjadi ajang promosi produk unggulan daerah dan pemberdayaan masyarakat. (H-3)