Perubahan Kuota PAPS Sebabkan Sekolah di Kota Bandung Kekurangan Meja dan Kursi

5 hours ago 3
Perubahan Kuota PAPS Sebabkan Sekolah di Kota Bandung Kekurangan Meja dan Kursi Ratusan siswa baru SMAN 1 Bojongsoang, Kabupaten Bandung, mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).(Dok Ist)

DAMPAK dari perubahan atau penambahan kuota penanggulangan anak putus sekolah (PAPS) sejumlah sekolah di Kota Bandung kekurangan mebeler yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KMB) tahun ajaran 2025/2026. Salah satu sekolah yang kekuragan mebeler tersebut adalah SMAN 7 Bandung, begitu juga dengan di SMAN 1 Bandung.

Kepala SMAN 7 Bandung, Yudin Wahyudin kemarin mengatakan, saat ini SMAN 7 Bandung masih kekurangan 29 pasang meja dan kursi untuk lima rombongan belajar (rombel) siswa baru. Jumlah tersebut sesuai siswa baru dari jalur PAPS yang diterima di SMAN 7 Bandung sebanyak 29 orang.

“Kami hanya menerima 29 siswa dari jalur PAPS, dan dari 10 rombel hanya lima rombel yang ditambah kuota tersebut, sedangkan lima rombel lainnya tidak,” jelasnya.

Menurut Yudi, penambahan kuota PAPS hanya terjadi pada lima rombel karena tidak semua ruang kelas di SMAN 7 Bandung ukurannya mencukupi, untuk ditambah jumlah siswanya dibandingkan kuota sebelumnya. Ia mengakui dari 10 ruangan, untuk kelas X hanya lima ruangan yang dinilai ideal untuk ditambah jumlah siswanya. Sedangkan lima rombel lainnya tetap berisi 36 siswa.

"Di SMAN 7 Bandung ada 387 siswa baru yang dibagi menjadi 10 rombel dan terdiri dari lima rombel berisi 36 siswa serta lima rombel lainnya ditambah hingga 40-an siswa. Kekurangan mebeler akibat bertambahnya jumlah siswa dari jalur PAPS tersebut telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar,” ungkapnya.

Yudin berharap, kekurangan itu segera dipenuhi oleh Disdik Jabar sebelum KBM, khususnya untuk kelas X yang akan dimulai secara efektif pada pekan depan. Namun, selama masa MPLS, kekurangan mebeler tersebut belum berpengaruh signifikan. Ratusan siswa baru rata-rata mengikuti berbagai kegiatan di aula maupun lapangan SMAN 7 Bandung. “Kami hanya bisa menunggu dropping dari Disdik Jabar,” tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi memastikan segera memenuhi meja dan kursi untuk sekolah yang menambah jumlah siswa dalam rombel. Dia memastikan penyediaannya tanpa menunggu perubahan APBD. Perubahan jumlah siswa dalam rombel, seperti yang terjadi di SMAN 1 Bandung, membuat beberapa tidak mendapatkan meja dan kursi.

“Nanti dipenuhi semuanya, kemarin laporan ke saya, kursinya cukup. Tapi kalau hari ini kurang, nanti kita support kursi dan mejanya. Selain kursi dan meja, pemasangan pendingin ruangan atau AC di kelas yang rombelnya ditambah sudah mulai terdistribusi. Sudah sekitar 150 AC dipasang dari target 800 yang akan dipasang,” tandasnya.

“Joshua Sirait menyumbang Rp 1 miliar untuk pembelian AC. Untuk sekolah, khususnya di Subang, Majalengka, Sumedang, Karawang dan Bekasi, ditambah oleh kita. Kalau kerja dengan saya tidak terbatas dengan APBD, selama bisa disediakan dan dibantu pasti dibantu,” sambungnya.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |