
SEPANJANG 2024, pelaku usaha menilai perekonomian melandai akibat ada pergantian kepemimpinan dan diikuti dengan kebijakan. Meskipun demikian, pendapatan PT Sharp Indonesia mencapai Rp12 triliun atau bertumbuh hingga 105% pada tahun lalu.
"Pada tahun ini target pendapatan kami juga tumbuh sekitar 105% dengan angka lebih dari Rp12 triliun. Pertumbuhan pendapatan pada 2024 ditopang oleh tiga produk yaitu lemari es atau kulkas, air conditioner (AC), dan alat elektronik rumah tangga (small home appliances/SHA)," ungkap Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager Sharp Indonesia, belum lama ini.
Pada 2023, kontribusi penjualan kulkas bagi perusahaan dari Jepang itu sebesar 36%, AC 22,8%, dan SHA 2%. Pada 2024, sumbangsih kulkas naik menjadi 37,1% AC 24,9%, dan SHA 2,1%.
Padahal penguasaan pasar Sharp dipimpin oleh AC 114,7%; kulkas 108,1%, dan mesin cuci 102,4%. Kontribusi mesin cuci pada 2024 turun dari 18,4% menjadi 18%.
Karena itu, Andry melihat ada peluang bagi perusahaan untuk membesar pangsa pasar SHA, selain menggarap yang sudah mendominasi. Produk yang akan disasar untuk dikembangkan yaitu rice cooker atau penanak nasi.
Menurutnya, penjualan rice cooker secara nasional sekitar 300 ribu-500 ribu per bulan. Pasar AC pun masih berkembang dengan kenyataan dalam satu rumah dapat memiliki 2-3 unit. Hal itulah yang membuatnya yakin tahun ini perusahaan dapat memperluas bisnisnya. (I-2)