
Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro dan Mikro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Aviliani, mengungkapkan pelaku usaha nasional kini semakin siap menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk dampak kebijakan tarif Trump.
"Pengusaha Indonesia harus memandang krisis bukan hanya sebagai ancaman, tetapi sebagai momentum untuk berinovasi dan memperkuat daya saing," ujar Avi dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (1/5).
Avi menekankan, kolaborasi antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah dalam merumuskan strategi jangka panjang menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.
"Selain itu, kerja sama erat antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah sangat penting untuk membuat rencana yang bertahan lama," tambahnya.
Merespons kebijakan tarif resiprokal AS, pemerintah Indonesia telah membentuk komite gabungan yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, dan dunia usaha. Langkah ini bertujuan mengidentifikasi hambatan perdagangan serta mendorong deregulasi guna memperkuat investasi dan ekspor nasional.
"Insentif fiskal dan non-fiskal seperti subsidi bunga dan pengurangan pajak terbukti membantu pengusaha untuk tetap bertahan bahkan berkembang," jelasnya.
Ia menyebut bahwa di tengah menurunnya kerja sama multilateral dan meningkatnya bilateralisme, pelaku usaha terutama Kadin Indonesia harus memanfaatkan perjanjian perdagangan seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), TIFA (Trade and Investment Framework Agreement), EU-CEPA (European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), dan Turki CEPA.
"Diversifikasi produk dan eksplorasi pasar non-tradisional menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada AS dan Tiongkok (China)," ujarnya.
Di sisi lain, dirinya juga menyoroti perlunya sinergi lintas sektor untuk menghadapi gejolak global yang kini tak hanya bersumber dari keuangan dan energi, tetapi juga ketegangan geopolitik dan transformasi demografi.
"Diplomasi ekonomi yang aktif, reformasi kebijakan, dan riset yang berkelanjutan adalah pilar utama dalam menciptakan lingkungan usaha yang kompetitif," pungkas Avi. (Fal)