Pentingnya Aktivitas Fisik dan Deteksi Dini Inkontinensia pada Lansia

3 days ago 13
Pentingnya Aktivitas Fisik dan Deteksi Dini Inkontinensia pada Lansia Kegiatan jalan sehat bersama lansia yang diselenggarakan oleh Happily(MI/Muhammad Ghifari A)

MASALAH buang air kecil tidak terkendali atau inkontinensia urine merupakan salah satu gangguan yang kerap dialami lansia, namun sering kali diabaikan karena dianggap memalukan. Padahal, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Geriatri dr. Ika Fitriana, kondisi ini bisa dicegah maupun dikendalikan dengan penanganan yang tepat.

“Survei di seluruh dunia menunjukkan sekitar 26 hingga 30 persen lansia pernah mengalami ngompol, namun banyak yang enggan mengaku atau berkonsultasi dengan dokter,” ujar Ika di GBK, Minggu (12/10). 

Jenis dan Penyebab Inkontinensia

Menurut Ika, inkontinensia urine terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu akut dan persisten. Tipe akut biasanya terjadi secara tiba-tiba dan dapat disembuhkan jika penyebabnya ditemukan. Faktor pemicunya beragam, mulai dari infeksi saluran kemih, efek samping obat-obatan, hingga gangguan buang air besar.

“Lansia sering kali minum obat jantung atau darah tinggi yang bisa membuat beser, sementara konstipasi atau sulit buang air besar juga dapat menekan kandung kemih sehingga memicu ngompol,” jelasnya.

Selain itu, ada pula faktor fungsional, seperti keterbatasan gerak atau akses menuju kamar mandi yang sulit dijangkau. 

“Kalau kakinya sakit, baru lima meter saja udah nyeri. Akhirnya belum sampai kamar mandi, sudah ngompol duluan,” tambahnya.

Adapun tipe persisten terjadi karena gangguan yang lebih menetap, misalnya lemahnya otot panggul, pembesaran prostat pada pria, atau gangguan koordinasi saraf otak pada penderita demensia. Inkontinensia juga lebih banyak dialami perempuan akibat perubahan hormon dan kondisi pascamelahirkan.

Pentingnya Pencegahan Sejak Dini

Ika menekankan bahwa pencegahan dapat dimulai bahkan sebelum memasuki usia lanjut. Salah satu langkah yang efektif adalah latihan kegel, yang berguna memperkuat otot panggul. 

“Latihan ini bisa dilakukan 4–5 kali sehari, seperti menahan buang air kecil selama beberapa detik, lalu lepaskan. Dengan latihan rutin, otot panggul tetap kuat hingga usia lanjut,” ujarnya.

Selain latihan, asupan gizi yang baik juga berperan penting. Lansia dianjurkan mengonsumsi protein 1,2–1,5 gram per kilogram berat badan per hari untuk menjaga kekuatan otot. 

“Makanan bergizi dan cukup cairan membantu mencegah kelemahan otot dan konstipasi,” katanya.

Tidak kalah penting adalah menjaga aktivitas fisik. Lansia disarankan tetap bergerak aktif, baik dengan berjalan, senam ringan, maupun aktivitas sosial yang menjaga kebugaran dan suasana hati. 

“Semakin aktif seseorang, semakin baik fungsi otot panggul dan kandung kemihnya,” imbuhnya.

Ika juga mengingatkan keluarga untuk lebih peka terhadap tanda-tanda awal inkontinensia, seperti sering ke kamar mandi, bau tidak sedap, atau mulai menarik diri dari lingkungan. 

“Kalau sudah muncul gejala seperti itu, segera konsultasi ke dokter. Banyak kasus bisa diatasi kalau ditangani sejak dini,” tegasnya.

Komitmen Dukung Lansia Aktif dan Sehat

Edukasi kesehatan ini menjadi bagian dari kegiatan “Jalan Sehat Bersama Lansia” yang diselenggarakan oleh brand popok dewasa Happily di Jakarta. 

Acara tersebut berhasil memecahkan Rekor MURI dengan melibatkan lebih dari seribu lansia yang berjalan bersama sebagai simbol semangat hidup sehat dan bahagia di usia senja.

Menurut Brand Representative Happily Wings Group Helena Gracia, kegiatan ini menjadi wujud kepedulian terhadap para lansia yang ingin tetap aktif meski menghadapi tantangan inkontinensia. 

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat lebih peduli pada kesehatan lansia dan memberi solusi praktis agar mereka bisa tetap beraktivitas nyaman,” ujarnya.

Happily sendiri baru diluncurkan pada Agustus 2025, menghadirkan produk unggulan Happily 3-in-1 dengan tiga kelebihan utama: Extra Serap, Extra Kering, dan Extra Tipis. 

Produk ini juga mengandung ekstrak daun teh untuk mengurangi bau tidak sedap dan telah teruji hipoalergenik, sehingga aman untuk kulit sensitif lansia.

Dengan pendekatan medis dan dukungan praktis seperti ini, diharapkan semakin banyak lansia yang berani terbuka membicarakan masalah inkontinensia dan tetap menikmati hidup sehat serta produktif di usia senja. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |