
TERKADANG kita bertanya-tanya, “Bagaimana dinosaurus menjadi sangat besar?” seperti yang dilihat di film-film. Pertanyaan itu menarik perhatian David Hone, paleontolog dari Queen Mary University of London. Hone mengatakan hal tersebut sangat menarik namun cukup sulit dijawab. Namun, ia dan timnya menanganinya dengan berbagai cara.
Ilmuwan menemukan bahwa sauropoda, dinosaurus dengan leher dan ekor panjang, memiliki laju metabolisme yang cenderung lebih lambat dibandingkan mamalia besar modern. Hal ini menunjukkan bahwa mereka kemungkinan tidak perlu mengonsumsi makanan dalam jumlah yang besar.
Selain itu, ketika makan, sauropoda kemungkinan menelan banyak makanan secara utuh, karena gigi mereka jarang dan berbeda dengan herbivora lain seperti dinosaurus berparuh bebek maupun mamalia.
“Mereka bisa menyerap banyak makanan tanpa harus menghabiskan banyak waktu untuk mengunyah,” ujar David Mallon, seorang ahli paleobiologi di Museum Alam Kanada. Selain itu, beberapa tulang sauropoda memiliki kantung udara, yang secara mekanis memungkinkan tubuh mereka tumbuh lebih besar.
Fitur anatomi adaptif ini juga dimiliki oleh banyak burung, yang merupakan kerabat dekat dinosaurus yang masih ada hingga kini. Fitur tersebut berfungsi untuk mengurangi bobot tubuh dan meningkatkan kemampuan terbang. Namun, bagi para ilmuwan mempelajari fisiologi dan perilaku dinosaurus tidaklah mudah, mengingat mereka tidak dapat mengamati makhluk punah ini secara langsung.
Misalnya, beberapa peneliti mencoba meniru proses pencernaan sauropoda di laboratorium untuk memperkirakan seberapa efisien sistem pencernaan mereka. Meski begitu, banyak ilmuwan lebih mengandalkan bukti tidak langsung, seperti memeriksa jejak pada tulang paha untuk mengetahui apakah dinosaurus bersifat endotermik (berdarah panas) yang menghasilkan panas dari metabolisme, atau ektotermik (berdarah dingin) yang mengandalkan suhu lingkungan.
Menurut Hone dan Mallon, memperkirakan ukuran dinosaurus merupakan pekerjaan yang sangat menantang. Sebagian besar kerangka yang ditemukan tidak lengkap, sehingga memperkirakan massa tubuh dari sisa tulang yang ada sangatlah sulit. Lebih rumit lagi untuk banyak spesies, ilmuwan terkadang hanya membuat perkiraan berdasarkan beberapa tulang dari satu individu saja.
Kemungkinan besar, para ilmuwan tidak akan pernah benar-benar mengetahui secara pasti ukuran maupun penampilan dinosaurus terbesar. Namun, hal ini tidak menjadim masalah bagi Hone. Ia lebih tertarik menjawab pertanyaan mengenai jenis dinosaurus yang memakan apa, bagaimana pola makannya, atau ekosistem tempat mereka hidup. (The Scientist/Z-2)