
KETIKA hujan datang sering dimanfaatkan anak-anak untuk bermain bersama teman-teman atau orang dewasa yang berkendara roda dua tanpa jas hujan. Pada kondisi tersebut seringkali air hujan tidak sengaja masuk mulu hingga tertelan. Padahal air hujan mengandung bakteri, polutan, dan parasit sehingga air tersebut seharusnya disaring dan didisinfeksi sebelum diminum. Namun bagaimana, air hujan yang yang sudah mengalami infiltrasi atau perkolasi.
Pada umumnya air hujan, sungai, atau pun air tanah dapat dikonsumsi selama air tersebut bersih. Semua jenis air tersebut tergantung dari lingkungannya yang menentukan berish tidaknya air.
Dikutip dari Healthline, ahli gizi Ansley Hill menjelaskan beberapa faktor fisik dan lingkungan dapat dengan cepat mengubah air hujan yang segar dan bersih menjadi potensi bahaya kesehatan. Air hujan dapat mengandung parasit, bakteri berbahaya, dan virus dan secara historis telah dikaitkan dengan wabah penyakit.
"Air hujan yang jatuh di daerah yang sangat tercemar atau terkena kontaminan, seperti kotoran hewan atau logam berat, mungkin tidak layak untuk dikonsumsi manusia," kata Asley dikutip, Minggu (6/7).
Jadi, tidak disarankan untuk mulai mengumpulkan dan meminum air hujan kecuali 100 persen yakin air itu bersih dan aman untuk dikonsumsi manusia. Berbagai faktor dapat mempengaruhi keamanan air hujan termasuk seberapa sering hujan turun di wilayah geografis, tingkat polusi udara, serta metode dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menguji, dan menyimpan air.
Adapun jenis bakteri, virus, atau parasit dapat dihilangkan dengan merebus air, namun beberapa lainnya mungkin memerlukan perawatan kimia sebelum air aman untuk diminum.
Untuk menghilangkan kontaminan kimia seperti logam berat, mungkin juga perlu menggunakan sistem penyaringan air. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), air hujan yang dikumpulkan untuk keperluan minum harus disaring, didisinfeksi, dan diuji secara teratur.
"Jika tidak dapat melaksanakan proses ini secara efektif, sebaiknya menggunakan air hujan yang terkumpul untuk keperluan lain, seperti berkebun, mencuci pakaian, atau mandi," ungkapnya.
Meskipun mengumpulkan air hujan tampaknya seperti cara mudah untuk mendapatkan air minum, air tersebut mungkin tidak selalu aman untuk dikonsumsi.
Polutan lingkungan, bakteri berbahaya, dan parasit dapat mencemari air hujan, dan meminumnya dapat membuat sakit.
Merebus, menyaring, dan mengolah air hujan secara kimia dapat membantu membuatnya lebih aman untuk dikonsumsi manusia. Namun, penting untuk memiliki sistem pengumpulan, pengolahan, dan pengujian yang andal sebelum meminumnya.
"Air hujan belum terbukti lebih bermanfaat bagi kesehatan. Daripada sumber air bersih alternatif. Minum banyak air bersih, apa pun sumbernya, adalah cara yang bagus untuk tetap terhidrasi dan mendukung kesehatan," pungkasnya.(H-4)