
BEBERAPA negara mitra Israel menyuarakan kemarahan mereka pada Rabu (22/5), setelah pasukan Israel melepaskan tembakan peringatan ke arah delegasi diplomat asing yang tengah melakukan kunjungan ke wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Otoritas Palestina menuduh pasukan Israel dengan sengaja menargetkan para diplomat yang berada di dekat Kota Jenin, wilayah yang kerap menjadi titik konflik.
Militer Israel menyatakan bahwa konvoi diplomat tersebut telah menyimpang dari rute yang disetujui dan memasuki zona terlarang, sehingga pasukan melepaskan tembakan peringatan untuk mengalihkan arah rombongan.
"Kami menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan," demikian pernyataan resmi militer Israel seperti dilansir AFP, Kamis (22/5).
Rekaman dari kantor berita AFP memperlihatkan suasana mencekam saat para diplomat dan jurnalis yang mendampingi mereka berlarian mencari perlindungan setelah terdengar suara tembakan.
Negara-Negara Minta Penjelasan dan Penyelidikan
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengutuk keras insiden tersebut.
"Para diplomat yang sedang menjalankan tugas tidak boleh ditembak, diserang dalam bentuk apa pun. Keselamatan mereka harus selalu dijamin," ujarnya.
Negara-negara yang tergabung dalam delegasi tersebut, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Jepang, dan Turki, menyampaikan kecaman dan menuntut klarifikasi dari Israel.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang terlibat.
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyebut insiden itu sama sekali tidak dapat diterima dan meminta penjelasan segera.
Dia menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Kanada, Anita Anand, telah memanggil duta besar Israel di Ottawa. Turki juga menyerukan penyelidikan menyeluruh.
"Serangan ini harus diselidiki tanpa penundaan dan para pelakunya harus bertanggung jawab," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Pemerintah Jepang mengonfirmasi keterlibatan diplomatnya dalam kunjungan tersebut dan menyatakan sangat menyesalkan insiden tersebut.
Juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa Pemerintah Jepang telah memprotes pihak Israel dan meminta penjelasan serta jaminan agar kejadian serupa tidak terulang.
Krisis Kemanusiaan di Gaza Parah
Penembakan terhadap delegasi diplomatik ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia atas krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza.
Warga Palestina terus kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar akibat blokade ketat yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.
Meski Israel baru-baru ini mulai melonggarkan pembatasan dan mengizinkan masuknya sebagian bantuan, situasi masih jauh dari cukup.
Serangan Israel terhadap Gaza kembali meningkat sejak akhir pekan lalu, dengan target utama mengalahkan kelompok Hamas, yang serangannya pada 7 Oktober 2023 memicu perang besar.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, sejak serangan terbaru dimulai pada 18 Maret, sebanyak 3.509 orang telah tewas, menjadikan total korban jiwa sejak perang pecah menjadi 53.655 orang, sebagian besar warga sipil.
Tekanan internasional terhadap Israel terus menguat. Uni Eropa telah memutuskan untuk meninjau ulang perjanjian kerja samanya dengan Israel.
Swedia mendesak penerapan sanksi terhadap sejumlah pejabat Israel, sementara Inggris menangguhkan negosiasi perjanjian perdagangan bebas dan memanggil duta besar Israel untuk memberikan klarifikasi.
Paus Leo XIV menyampaikan keprihatinannya, menyebut situasi di Gaza sebagai mengkhawatirkan dan menyakitkan serta menyerukan agar bantuan kemanusiaan yang cukup segera diizinkan masuk. (I-2)