PBB Kirim 90 Truk Bantuan untuk Gaza

3 hours ago 2
PBB Kirim 90 Truk Bantuan untuk Gaza Warga Belanda protes genosida di Gaza.(Dok Al-Jazeera)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (22/5) menyatakan bahwa pihaknya telah mengirim sekitar 90 truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. 

Langkah ini terjadi di tengah tekanan internasional yang meningkat terhadap Israel terkait serangan militer yang terus berlangsung dan blokade ketat terhadap wilayah Palestina tersebut.

Bantuan Terbatas

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, menyebut bahwa setelah tiga hari sejak Israel menyatakan akan mengizinkan bantuan terbatas masuk, PBB mengumpulkan sekitar 90 truk barang dari penyeberangan Kerem Shalom dan mengirimkannya ke Gaza.

Distribusi ini merupakan pengiriman pertama sejak awal Maret. 

Di sisi lain, media pemerintah Hamas di Gaza melaporkan bahwa 87 truk bantuan telah tiba dan akan disalurkan oleh organisasi internasional dan lokal untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.

Warga tidak Makan

Meski bantuan mulai berdatangan, kondisi di lapangan masih memprihatinkan. Warga Gaza menghadapi kesulitan luar biasa akibat keterbatasan pasokan makanan, obat-obatan, dan barang kebutuhan pokok.

Umm Talal al-Masri, seorang pengungsi berusia 53 tahun di Kota Gaza, mengungkapkan penderitaannya. 

"Tidak ada yang mendistribusikan apa pun kepada kami. Semua orang menunggu bantuan, tetapi kami belum menerima apa pun," ujarnya seperti dilansir AFP, Kamis (22/5).

"Kami hampir tidak bisa menyiapkan satu kali makan sehari," sebutnya.

Kelompok kemanusiaan menyatakan jumlah bantuan yang masuk masih sangat jauh dari cukup. 

Lembaga Swasta AS

Lembaga swasta yang didukung AS, Gaza Humanitarian Foundation (GHF), mengumumkan akan mulai menyalurkan bantuan dalam beberapa hari ke depan dan menargetkan distribusi sekitar 300 juta makanan dalam 90 hari pertama operasinya. 

Namun, PBB dan sejumlah badan kemanusiaan menolak bekerja sama dengan GHF karena tuduhan keterkaitan mereka dengan Israel.

Tekanan Global Meningkat

Di tengah serangan yang berlanjut dan memburuknya krisis kemanusiaan, tekanan global terhadap Israel terus meningkat. 

Militer Israel tetap melanjutkan operasi di seluruh Gaza sejak 18 Maret, mengakhiri gencatan senjata dua bulan sebelumnya. 

Serangan ini merupakan tanggapan atas serbuan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.218 orang di Israel dan menyandera 251 orang, dengan 57 di antaranya masih ditahan di Gaza.

Netanyahu Ingin Kuasai Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan keterbukaannya terhadap gencatan senjata sementara untuk membebaskan sandera. 

Namun ia tetap menegaskan bahwa tujuan militernya adalah menguasai seluruh wilayah Gaza.

"Perlu untuk menghindari krisis kemanusiaan guna menjaga kebebasan tindakan operasional kami," tegasnya.

Uni Eropa Tinjau Perdagangan

Sementara itu, kecaman datang dari berbagai penjuru dunia. Uni Eropa menyatakan akan meninjau perjanjian kerja sama dengan Israel, termasuk dalam bidang perdagangan. 

Swedia bahkan mendorong penerapan sanksi terhadap para pejabat Israel. Inggris juga mengambil langkah dengan menangguhkan negosiasi perdagangan bebas dan memanggil duta besar Israel.

Sementara itu, Paus Leo XIV menyebut kondisi Gaza sebagai mengkhawatirkan dan menyakitkan, dan mendesak agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk dengan jumlah yang memadai.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel menanggapi kritik Uni Eropa dengan menyebut bahwa langkah tersebut mencerminkan kesalahpahaman total tentang realitas rumit yang dihadapi Israel.

Jerman menyatakan bahwa kerja sama dengan Israel melalui forum Uni Eropa tetap penting untuk membahas situasi Gaza.

Libanon masih Diserang

Sementara itu, di Libanon, ketegangan juga meningkat. Otoritas setempat melaporkan tiga korban tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan kelompok Hizbullah, sekutu Hamas, di selatan negara tersebut, meskipun ada gencatan senjata yang berlaku sebelumnya.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak 18 Maret, sedikitnya 3.509 orang telah tewas akibat serangan terbaru, sehingga total korban jiwa dalam perang ini mencapai 53.655 orang, mayoritas merupakan warga sipil. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |