
Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo menyemarakkan suasana di Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (12/4) malam. Event ini merupakan Kolaborasi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dengan Paguyuban Hindu Dharma Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHDI DIY) dan 3 (Tiga) Pokdarwis yaitu Kadipaten, Patehan, dan Panembahan.
Koordinator Pawai Ogoh-ogoh I Dewa Gede Gilang Pratiwimba menjelaskan, Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo dilaksanakan mulai pukul 18.30 s.d 21.00 WIB. Pawai ini dimulai dari halaman DPRD DIY hingga halaman Taman Pintar.
"Ogoh-Ogoh yang diarak dirancang dan dibuat oleh PHDI DIY," kata dia. Ogoh-ogoh tersebut merupakan simbolisasi dari berbagai watak.
Pertama, Catur Netra merupakan ogoh-ogoh yang menyimbolkan kerakusan/keserakahan yang menguasai jiwa manusia. Kedua, Subali mengkisahkan konflik subali dan sugriwa yang mengajarkan rendah hati, menjaga hubungan keluarga, dan menghargai nilai-nilai kejujuran dan persaudaraan.
Ketiga, Dadong Melik Durga menggambarkan perjalanan antara menjaga keseimbangan keuatan baik dan jahat, serta tantangan besar dalam memilih jalan yang benar untuk menyelamatkan desa. Keempat, Sang Jagor Manik menyimbolkan sebagai pengingat untuk bijak menggunakan teknologi, menjaga keseimbangan hidup, dan tetap berpegang pada ajaran agama. Selain ogoh-ogoh akan dimeriahkan dengan 2 rombongan pengiring gamelan.
Selain itu, bregodo yang ditampilkan ada tiga, yaitu Bergodo Jagabaya dari Pokdarwis Kadipaten, Bergodo Gamelan dari Pokdarwis Patehan, dan Bergodo Mangunnegaran dari Pokdarwis Panembahan.
Kepala Bidang Daya Tarik Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yurnelis Piliang menjelaskan, Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo merupakan bagian dari Festival Jeron Beteng. Tema festival ini pada tahun ini mengangkat tema “Masangin” Menari Bersama-sama di Destinasi Ngangenin.
"Festival Jeron Beteng tahun ini merupakan yang ketujuh, sejak tahun 2023," ungkap dia.
Sejak tahun pertama hingga saat ini, Festival Jeron Beteng diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata kolaborasi dengan 3 (Tiga) Kelurahan yang berada di dalam Jeron Beteng yaitu Kelurahan Kadipaten, Kelurahan Patehan, dan Kelurahan Panembahan. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah sebagai strategi untuk tetap menarik wisatawan saat long weekend terutama momentum libur panjang lebaran.
"Melalui Festival Destinasi “Jeron Beteng” diharapkan menjadi event tahunan yang bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan sehinggal lama tinggal dan belanja wisatawan dapat tetap meningkat," ungkap dia.
Rangkaian kegiatan Festival Jeron Beteng juga dimeriahkan dengan Festival Layang-Layang terdiri dari 10 layang-layang ukuran besar yang berkolaborasi dengan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KORMI DIY). Selain itu, panitia juga menyelenggarakan workshop layang-layang yang terdiri dari 100 peserta anak-anak merangkai layang-layang tradisional dengan motif topeng.
Hasil dari workshop tersebut Pentas kesenian yang menampilkan Tari Mangastuti dan Tari Cemeti Ayu dari Pokdarwis Panembahan, Tari Tangkasing Ajurit dan Tari Mbatik dari Pokdarwis Kadipaten, serta Tari Ngambar Arum dan Tari Modern dari Pokdarwis Patehan.
"Puncak kegiatan ini akan dilaksanakan Masangin “Menari Bersama-sama di Destinasi Ngangenin” yang diikuti oleh 500 orang penari menggunakan atribut topeng sebagai penutup wajah," tutup dia. ((H-1)