6 hours ago
5
Ilustrasi.(AFP/MANDEL NGAN)
PARA demonstran berkumpul di berbagai kota di Amerika Serikat (AS) dalam gelombang terkoordinasi menentang kebijakan Presiden Donald Trump
New York Times melaporkan bahwa protes tersebut difokuskan pada berbagai isu mulai dari imigrasi hingga kebebasan sipil dan pemutusan hubungan kerja federal.
Kelompok advokasi 50501, yang mengorganisir unjuk rasa itu menyampaikan bahwa lebih 700 demonstran akan ambil bagian dalam aksi tersebut.
Demonstrasi itu terjadi dua minggu setelah protes berskala besar mengecam agenda pemerintahan Trump dan bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran publik tentang kecenderungan otoriter dalam kepemimpinan AS.
Meskipun banyak demonstrasi menyerupai rapat umum tradisional, yang lainnya diorganisir sebagai acara komunitas, termasuk pengumpulan makanan, yang ditujukan untuk memupuk solidaritas.
Di Washington DC, ratusan demonstran berkumpul di utara Gedung Putih untuk menuntut keadilan bagi Kilmar Abrego Garcia, warga Maryland yang dideportasi secara salah ke El Salvador. Para demonstran menuntut pemerintah federal mengembalikannya ke AS.
Aaron Burk, yang pasangannya baru-baru ini meninggalkan pekerjaannya di Departemen Energi berdasarkan tawaran pembelian federal, mengatakan bahwa ia khawatir deportasi imigran gelap tanpa proses hukum dapat membuka jalan bagi pelanggaran kebebasan sipil yang lebih luas, termasuk menargetkan warga Amerika.
"Kita kehilangan negara kita," kata Sara Harvey, yang ikut demonstrasi setelah memprotes pemutusan hubungan kerja federal dan berpartisipasi dalam demonstrasi nasional pada tanggal 5 April.
"Saya melakukannya demi cucu-cucu saya," tambahnya seperti dilansir Anadolu, Minggu (20/4).
Demonstrasi berlangsung di beberapa kota, termasuk Washington, Los Angeles dan Jacksonville, Florida. (I-3)
