SEJUMLAH daerah di Jawa Tengah memasuki panen raya, namun petani memilih menjual gabahbya kepada tengkulak karena dihargai lebih tinggi yakni Rp6.800 per kilogram. Sementara itu, harga yang ditetapkan oleh Bulog Rp6.500 per kilogram.
Pemantauan Media Indonesia, Senin (24/2) panen raya di sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Grobogan, Demak, Kudus dan Pati, terus berlanjut sejak pekan kedua Februari 2025, sehingga para tengkulak mulai bergerilya keluar masuk desa untuk mencari gabah di tingkat petani. Bahkan mereka langsung membayar di sawah.
Para petani juga memilih menjual hasil panen kepada tengkulak dan penggilingan padi mengingat harga lebih tinggi yakni Rp6.800 per kilogram dan enggan menjual kepada Bulog karena harga yang dipatok lebih rendah sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
"Tengkulak untuk gabah masih sedikit ada hijau (muda) berani beli Rp6.500 dan yang sudah rata menguning (tua) berani beli Rp6.800 per kilogram, sehingga lebih memilih menjual ke tengkulak saja," ujar Paryono, 56, petani di Desa Curug, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan.
Hal serupa juga diungkapkan Sarbini, 60, petani di Manggar Wetan, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Meskipun harga gabah tahun ini lebih rendah dibandingkan panen sebelumnya, namun sebagian besar petani sudah mulai melepas gabahnya karena untuk memenuhi kebutuhan jelang Ramadan. Bahkan, penjualan besar-besaran diperkirakan bakal terjadi jelang Lebaran mendatang.
Pada musim panen lalu, ujar Nur Chabib, 58, petani di Mitreng, Kebonagung Demak, harga gabah kering panen mencapai Rp8.000 per kilogram, namun pada panen saat ini harga turun Rp6.800 per kilogram. Mengingat kebutuhan tinggi menjelang Ramadan maupun persiapan untuk biaya sekolah, para petani pun sudah mulai melepaskan gagangnya.
Hal itu berbeda dengan di Kudus. Meskipun banyak tengkulak berkeliaran keluar masuk pedesaan untuk mencari barang, namun harga yang ditawarkan bersaing dengan Bulog, sehingga petani banyak melepaskan gabah hasil panen sejak pertengahan bulan lalu ke Bulog melalui mitra yang ada di daerah tersebut.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan mengatakan jumlah area panen di daerah ini mencapai 5.000-6.000 hektare dari musim tanam (MT) I sebanyak 8.000 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan.
"Kecamatan Kaliwungu panen paling awal," imbuhnya.
Meskipun sempat terendam banjir, lanjut Agus Setiawan, namun jumlah panen padi di daerah ini cukup besar pada musim panen saat ini. Puluhan ribu ton gabah kering panen tersebut dijamin terserap oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram yang langsung mendatangi petani. Bulog menargetkan akan dapat menyerap gabah petani secara besar-besaran.
"Kami langsung ke petani untuk melakukan pembelian gabah kering panen, kita targetkan dapat menyerap gabah petani sebanyak 23.000 ton," kata Kepala Gudang Bulog Kaliwungu Kudus Eko Setyawan. (AS/E-4)