
PELATIH Fiorentina Raffaele Palladino memperingatkan timnya "perlu meningkatkan performa" di semifinal Liga Konferensi melawan Real Betis. Ia justru terlibat adu mulut panas dengan pelatih Celje, Albert Riera. “Harus ada rasa hormat,” tegasnya.
Meski akhirnya menjadi ulang tahun yang membahagiakan bagi sang pelatih, Palladino harus menahan napas sepanjang pertandingan perempat final di Stadion Artemio Franchi, walaupun Fiorentina sudah unggul 2-1 di leg pertama di Slovenia.
Gol pembuka dari Rolando Mandragora dengan cepat dibalas dan dibalik oleh gol Aljosa Matko serta sundulan Klemen Nemanic. Namun, Moise Kean kembali menjadi penyelamat lewat gol penentu kemenangan agregat 4-3.
“Ada beberapa hal positif, tapi saya juga melihat banyak hal yang perlu kami perbaiki,” ujar Palladino kepada Sky Sport Italia.
“Kami memang mencapai target untuk lolos ke semifinal, tapi kami harus belajar dari kesalahan ini. Kami tidak bisa berhenti bermain dan membiarkan lawan mengambil inisiatif. Celje pantas mendapat kredit, mereka tim yang bagus, dan kami sangat bangga bisa mencapai semifinal.”
“Yang kami kurang adalah kemampuan mengelola berbagai situasi dalam pertandingan. Kami selalu membayar mahal untuk satu momen kelengahan. Setelah unggul, kami juga terlalu bertahan, jadi kami harus sadar kami tidak bisa mengubah karakter permainan kami seperti itu.”
Palladino Harap Fiorentina Tampil Lebih Baik di Eropa
Moise Kean terus menjalani musim yang luar biasa, dengan total 23 gol dan tiga assist dari 39 laga kompetitif bersama Fiorentina musim ini. “Kamu tahu betapa saya mengagumi dan percaya pada Moise. Ia menjalani musim yang luar biasa dan hari ini kembali menunjukkan kualitasnya lewat gol itu,” ujar Palladino.
“Saya suka karena Moise selalu punya sikap yang tepat, tidak peduli apakah ia mencetak gol atau tidak. Ia memimpin rekan-rekannya.”
Fiorentina kini lolos ke semifinal Liga Konferensi untuk ketiga kalinya secara beruntun—sebuah pencapaian yang sebelumnya hanya mereka raih antara tahun 1957 dan1962 di ajang European Cup dan dua kali di Piala Winners.
Mereka akan menghadapi Real Betis di semifinal, setelah klub Spanyol itu menang 2-0 di kandang Jagiellonia dan bermain imbang 1-1 di leg kedua.
“Mentalitas itu kunci, karena saat menghadapi tim-tim papan atas, konsentrasi harus 110 persen. Saat melawan tim yang disebut 'lebih kecil', risikonya kita meremehkan dan abai pada detail,” jelas Palladino.
“Karena kami tahu seberapa bagus Betis, saya tidak perlu memotivasi para pemain. Kami ingin melaju sampai akhir di kompetisi ini.”
Adu Argumen dengan Albert Riera
Ketegangan terjadi langsung setelah peluit akhir dibunyikan. Pelatih Celje, Albert Riera, tampak bersitegang dengan staf Fiorentina di pinggir lapangan.
Ketegangan itu berlanjut ke ruang konferensi pers, di mana Riera mengeluh saat konferensi pers berlangsung.
“Saya datang untuk menjabat tangannya, tapi Palladino bilang saya terlalu banyak bicara. Nilai skuat kami hanya €13 juta, sementara Fiorentina €300 juta. Dia lebih muda dari saya dan masih banyak yang harus dipelajari, sikapnya tadi tidak baik.”
“Mungkin suatu hari nanti saya melatih tim senilai €300 juta dan dia ada di bangku cadangan tim €13 juta, lalu kita lihat siapa bicara lebih banyak.”
Ketika wartawan menyampaikan pernyataan Riera kepada Palladino, sang pelatih Fiorentina menanggapi dingin: “Saya bahkan tidak mau mendengarkan ucapannya, saya tidak tertarik. Harus ada rasa hormat antar sesama pelatih. Dia tidak menunjukkannya di leg pertama dan saya hanya mengatakan bahwa dia seharusnya melakukannya.” (Football-Italia/Z-2)