
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejumlah kesepakatan dagang antara Indonesia dan negara-negara mitra akan memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu yang paling strategis adalah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA). Airlangga memperkirakan, dengan berlakunya perdagangan bebas ini, perekonomian Indonesia akan meningkat hingga 2,5 kali lipat.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, kedua pihak sepakat untuk menghapus tarif pada lebih dari 98% pos tarif dan hampir 99% dari nilai impor. Setelah diberlakukan pada 1 Januari 2027, produk-produk Indonesia akan menikmati tarif nol pada hampir 90% pasar Uni Eropa, dengan pengurangan tarif lanjutan secara bertahap.
"Perdagangan Indonesia dengan Eropa akan zero to zero. Barang kita masuk ke sana nol, barang mereka masuk ke kita nol. Dan kita berharap perekonomian kita akan meningkat 2,5 kali dalam waktu empat tahun ke depan,” ujar Airlangga.
Hal ini disampaikan dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth yang digelar oleh Metro TV di Jakarta, Kamis (16/10). Airlangga menambahkan, IEU-CEPA merupakan hasil dari proses perundingan panjang selama 10 tahun, yang akhirnya berhasil diselesaikan di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Saat ini, lanjutnya, dokumen perjanjian tengah dalam proses penerjemahan ke dalam 24 bahasa resmi Uni Eropa sebelum dibahas di Parlemen Eropa pada awal tahun depan. Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan proses ratifikasi di parlemen dalam negeri agar perjanjian dapat berlaku efektif sesuai target.
"Kita juga akan berproses di parlemen dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sehingga pergantian ini bisa efektif," imbuhnya.
Selain dengan Uni Eropa, Indonesia juga tengah menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat terkait penetapan tarif sebesar 19% bagi produk Indonesia yang masuk ke pasar AS. Proses negosiasi memasuki tahap legal drafting atau proses perancangan dokumen hukum.
"Secara substansial sudah selesai, tetapi dalam legal drafting itu banyak dokumen hukum yang harus kita tulis. (Mesti hati-hati) karena bisa menimbulkan multiinterpretasi,” jelas Airlangga.
Indonesia juga telah menandatangani Indonesia–Kanada CEPA yang menurut Airlangga akan menjadi beachhead” atau pijakan awal untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan kawasan Amerika Utara. Langkah ini diharapkan membuka peluang kerja sama yang lebih luas dengan negara-negara di benua Amerika.
"Kita sudah deal dengan Amerika Utara. Tentunya kita persiapkan ini untuk kita bisa berhubungan lebih baik dengan negara-negara di benua Amerika," jelasnya.
Dari sisi kerja sama internasional, Indonesia kini resmi bergabung dengan BRICS, kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Airlangga menyebut BRICS merupakan kelompok negara bagian selatan atau global south. Dengan bergabungnya Indonesia, ia mengatakan, Indonesia menunjukkan tidak berpihak pada salah satu kutub politik, melainkan berorientasi pada kerja sama ekonomi global yang multipolar.
Selain itu, Indonesia juga tengah memproses keanggotaan dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD). Airlangga menyampaikan optimisme bahwa dalam tiga tahun ke depan, Indonesia dapat diterima secara penuh sebagai anggota OECD.
"Dalam OECD ini, Indonesia sedang berproses. Kami berharap dalam 3 tahun ke depan Indonesia bisa diterima dalam keanggotaan OECD," pungkasnya. (E-3)