
WEST Java Back-Arc Thrust (WJBT) atau Sesar Dorong Busur Belakang Jawa Barat adalah sistem sesar dorong yang membentang di belakang busur vulkanik Jawa. Jalurnya memanjang dari Subang - Purwakarta - Karawang - Bekasi hingga Jawa Tengah, dan merupakan bagian dari sistem Java Back-Arc Thrust.
Aktivitas tektonik di WJBT muncul akibat penunjaman miring (oblique subduction) Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia (Sunda). Akibatnya, terbentuk lipatan dan sesar dorong yang masih aktif hingga sekarang.
Seberapa Besar Potensi Gempanya?
Berdasarkan data BMKG dan kajian geologi, potensi gempa di WJBT cukup besar:
1. Gempa Kecil - Menengah (M4-5,5)
Gempa dangkal dengan magnitudo di bawah 5 cukup sering terjadi di wilayah Bekasi, Subang, hingga Karawang. Contoh terbaru adalah gempa Bekasi Rabu (20/8) kemarin (M4,7-4,9) yang oleh BMKG dikaitkan langsung dengan aktivitas WJBT.
2. Gempa Menengah - Kuat (M6-6,8)
Segmen besar seperti Sesar Baribis-Kendeng dan Sesar Cimandiri berpotensi memicu gempa hingga M6,8. Dengan kedalaman dangkal (<20 km), guncangannya bisa merusak infrastruktur dan permukiman.
3. Skenario Maksimum (~Mw 7)
Jika terjadi pergeseran besar atau beberapa segmen patah bersamaan, magnitudo gempa bisa mencapai sekitar 7,0. Walau jarang, kemungkinan ini tetap masuk skenario dalam peta sumber gempa nasional.
Dampak Potensial
- Guncangan Kuat: Gempa dangkal mampu menghasilkan intensitas MMI VII-VIII (setara gempa Cianjur 2022 Mw5,6) yang dapat merusak ribuan bangunan.
- Risiko Perkotaan: Kota-kota padat penduduk seperti Bandung Raya, Purwakarta, Karawang, Bekasi, hingga Cirebon berada dekat jalur WJBT sehingga rawan terdampak.
- Bahaya Sekunder: Potensi longsor di daerah perbukitan serta kerusakan infrastruktur vital (jalan tol, bendungan, jaringan energi).
Kesimpulan
West Java Back-Arc Thrust adalah salah satu sumber gempa aktif di Jawa Barat dengan potensi magnitudo hingga 6,8-7,0. Mengingat letaknya yang dekat dengan kawasan urban, gempa dari sistem ini bisa menimbulkan dampak serius.
Karena itu, mitigasi bencana, penguatan bangunan tahan gempa, dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko. (Z-10)
Sumber:
- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (2025). Laporan Gempa Bekasi 20 Agustus 2025
- Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN). (2017, update). Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia
- Natawidjaja, D. H., et al. (2019). Seismotektonik Jawa: Aktivitas Java Back-Arc Thrust dan implikasi kebencanaan. Jurnal Geologi Indonesia.
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2022). Laporan Gempa Cianjur 21 November 2022.