Menabung 20 Tahun, Penjual Roti Asal Cianjur Akhirnya Bisa Naik Haji

7 hours ago 1
Menabung 20 Tahun, Penjual Roti Asal Cianjur Akhirnya Bisa Naik Haji Pasutri Ujang Jaenudin dan Nyai Nenah akhir berangkat ke Tanah Suci setelah menabung 20 tahun.(MI/Benny Bastiandy)

SEKITAR 20 tahun lalu, Ujang Jaenudin dan Nyai Nenah, meniatkan diri ingin beribadah haji ke Tanah Suci. Pasangan suami istri asal Kampung Sudimampir, Desa Kademangan Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini pun mulai menyisihkan penghasilan mereka dari berjualan roti.

Ditemui di kediamannya, pasutri itu menceritakan perjalanannya puluhan tahun menabung agar bisa menunaikan ibadah haji. Kisahnya diawali sekitar 2005.

Kala itu, Nyai Nenah berkeinginan bisa melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Kesehariannya yang berjualan roti di ruas Jalan HOS Cokroaminoto Kelurahan Muka Kecamatan Cianjur, tak menyurutkan cita-citanya bisa menunaikan Rukun Islam kelima itu.

Setali tiga uang, suaminya, Ujang Jaenudin, pun memiliki niat serupa. Sejak saat itulah keduanya mulai mengencangkan ikat pinggang. Keduanya meminimalkan pengeluaran dengan cara menyisihkan uang keuntungan dari berjualan untuk ditabung. Mereka pun lantas membuat celengan berbahan kayu yang digunakan untuk menabung.

"Waktu itu sekitar tahun 2005, awalnya hanya saya yang berjualan roti di pinggir jalan. Kemudian suami saya mulai ikut membantu," kata Nyai Nenah kepada wartawan ditemui di rumahnya, Kamis (8/5).

Setiap hari, pasutri itu dengan konsisten menyisihkan uang keuntungan hasil penjualan ke dalam celengan dalam bentuk keropak. Setiap kali memasukan uang, Nyai Nenah dan suaminya selalu berdoa agar niatnya diberikan kemudahan dan kelancaran.

"Berapapun uang hasil berjualan roti, kami masukkan ke dalam celengan. Kadang Rp20 ribu, kadang Rp100 ribu. Setiap hari kami menabung," terangnya.

Selang 9 tahun kemudian atau sekitar 2014, pasutri ini mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji. Pada 2019 kesempatan itu datang. Pasutri itu mendapat panggilan sebagai calon jemaah haji. Namun nasib belum berpihak kepada mereka.

Keduanya gagal berangkat karena pada saat itu sedang terjadi pandemi Covid-19. Tapi mereka tak patah arang. Upaya menabung terus dilakukan. Hingga pada 2024, mereka kembali mendapat panggilan berangkat ke Tanah Suci.

Namun, pasutri itu tak bisa melunasi biaya ibadah haji karena harus dialihkan untuk biaya pendidikan anak mereka. Kehendak Allah SWT tak ada yang bisa menolak. Tahun ini pasutri itu kembali diberi kesempatan bisa berhaji.

"Alhamdulillah tahun ini insya Allah kami berangkat. Doakan kami bisa menjalani ibadah haji ini dengan mabrur dan mabrurah," tutur Nyai Nenah.

Pasutri Nyai Nenah dan Ujang Jaenudin tergabung pada kelompok terbang (kloter) JKS 38. Mereka akan diberangkatkan pada Senin (19/5) dari Asrama Haji Komplek Kantor Kemenag Kabupaten Cianjur ke Embarkasi Asrama Haji Bekasi.

Selanjutnya pada Selasa (20/5) mereka berangkat ke Tanah Suci. Ujang Jaenudin dan Nyai Nenah mengaku tak mengetahui persis total jumlah uang yang mereka tabung hampir dua dekade itu.

Uang tabungan yang disimpan di celengan itu merupakan hasil kerja keras mereka menyisihkannya dari penjualan roti untuk keperluan beribadah haji ke Tanah Suci. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |