Macron dan Trump Bahas Perdamaian Ukraina: Perbedaan Pendekatan Mencuat

2 weeks ago 13
Web Info Hot Pagi Tepat Terbaru
 Perbedaan Pendekatan Mencuat Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden AS Donald Trump bertemu untuk membahas penyelesaian perang di Ukraina. Namun perbedaan mencuat dari keduanya.(Media Sosial X)

PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron berusaha menyuntikkan realisme dalam ambisi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina. Dalam pertemuan mereka, Senin (24/2), Macron menegaskan mereka memiliki tujuan yang sama, yakni perdamaian, tetapi ia juga memperingatkan tentang rekam jejak buruk Rusia dalam menepati komitmen internasional.

Macron menekankan pentingnya jaminan keamanan agar Rusia benar-benar memenuhi janji-janjinya kali ini. Ia menegaskan setiap kesepakatan harus "diperiksa dan diverifikasi" secara ketat. Macron juga mengungkapkan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki nilai tersendiri, tetapi harus dilakukan dari posisi yang kuat.

Pendekatan Berbeda Soal Perdamaian

"Kami menginginkan perdamaian. Dia (Trump) menginginkan perdamaian," kata Macron saat berdiri di samping Trump. "Kami ingin perdamaian yang cepat, tetapi kami tidak ingin kesepakatan yang lemah. Perdamaian ini tidak boleh berarti menyerahnya Ukraina."

Sementara itu, saat gilirannya berbicara, Trump tidak menyebutkan jaminan keamanan. Sebaliknya, ia menggambarkan dirinya sebagai negosiator ulung yang sedang mencari kesepakatan. "Saya telah berbicara dengan Presiden Putin, dan tim saya terus berkomunikasi dengannya. Itu yang saya lakukan. Saya membuat kesepakatan. Seluruh hidup saya adalah tentang kesepakatan," ujar Trump di Ruang Timur Gedung Putih.

Macron berharap dapat memanfaatkan hubungannya dengan Trump untuk menekan Eropa dan Ukraina setelah ketegangan transatlantik meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Meskipun perbedaan tetap ada, keduanya tampak bersahabat sepanjang pertemuan.

Perselisihan Soal Bantuan untuk Ukraina

Dalam pertemuan tersebut, perbedaan pandangan semakin terlihat ketika Trump mengklaim bahwa Eropa hanya memberikan pinjaman kepada Ukraina. Macron langsung menyela dan mengoreksi pernyataan tersebut dengan menyebut Eropa telah membayar 60% dari total bantuan, yang terdiri dari pinjaman, jaminan, dan hibah, seperti yang dilakukan AS.

Trump juga menyatakan keterbukaannya terhadap gagasan pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina, sebuah rencana yang akan ia pelajari lebih lanjut dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Bahkan, Trump mengklaim ia telah mendiskusikan ide tersebut dengan Putin, dan pemimpin Rusia itu juga terbuka terhadapnya.

Selain itu, Trump menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky guna menyelesaikan kesepakatan yang memungkinkan akses AS terhadap pendapatan mineral Ukraina. Macron menyambut baik perkembangan ini, dengan Trump mengatakan, "Sepertinya kita semakin dekat."

Namun, Trump tetap bersikeras bahwa perang Ukraina bisa berakhir dalam beberapa minggu dan menolak menyebut Putin sebagai diktator. Ia juga mengulangi keinginannya untuk mengunjungi Moskow di masa mendatang.

Latar Belakang Tegang dalam Pertemuan Virtual G7

Sebelum pertemuan bilateral, Trump dan Macron telah menghabiskan lebih dari dua jam dalam pertemuan virtual Kelompok Tujuh (G7). Diskusi ini diadakan dalam rangka peringatan tiga tahun perang Ukraina dan berlangsung dalam suasana tegang. Pejabat AS menolak untuk menyebut "agresi Rusia" dalam pernyataan akhir para pemimpin G7. Trump bahkan kembali mendorong agar Rusia diizinkan bergabung kembali dalam kelompok tersebut, sebuah argumen yang sebelumnya ia lontarkan pada 2019 saat KTT G7 di Biarritz, Prancis.

Macron berharap dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Trump untuk memperjuangkan kepentingan Ukraina dan Eropa. "Dia adalah seseorang yang saya hormati, dan saya yakin dia juga menghormati saya," kata Macron pekan lalu.

Namun, sejauh mana hubungan pribadi ini dapat memengaruhi kebijakan Trump masih menjadi tanda tanya. Trump tetap bersikeras bahwa Macron dan Starmer belum berbuat cukup untuk mengakhiri perang, meskipun kedua negara telah memberikan kontribusi signifikan kepada Ukraina.

Starmer dijadwalkan bertemu dengan Trump pada Kamis mendatang untuk membahas rencana pengiriman hingga 30.000 pasukan penjaga perdamaian Eropa ke Ukraina. Rencana ini bertujuan untuk menunjukkan komitmen Eropa dalam menanggung lebih banyak tanggung jawab atas keamanan Ukraina di masa depan. (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |