Lazio vs Bodo/Glimt: Lazio Tersingkir dari Liga Europa Setelah Drama Adu Penalti Kontra Bodo/Glimt

1 day ago 6
Lazio vs Bodo/Glimt: Lazio Tersingkir dari Liga Europa Setelah Drama Adu Penalti Kontra Bodo/Glimt Lazio harus mengubur mimpi melaju ke semifinal Liga Europa setelah kalah dari Bodo/Glimt lewat adu penalti yang menegangkan di Stadio Olimpico.(Lazio)

HARAPAN Lazio untuk melaju ke semifinal Liga Europa pupus di tangan Bodo/Glimt. Meski sempat membalikkan keadaan di babak perpanjangan waktu setelah tertinggal agregat 0-2 dari leg pertama, klub berjuluk Elang Ibukota itu akhirnya harus tersingkir lewat drama adu penalti yang menegangkan.

Lazio datang ke leg kedua perempat final dengan beban berat. Kekalahan 0-2 di kandang Bodo/Glimt pada leg pertama, yang dimainkan di bawah cuaca dingin ekstrem di Norwegia dan di atas lapangan sintetis, membuat misi comeback terasa nyaris mustahil. Dua gol dari Ulrik Saltnes kala itu jadi pukulan telak bagi pasukan Maurizio Sarri. 

Di leg kedua yang berlangsung di Stadio Olimpico, skuad Lazio juga tidak dalam kondisi terbaik. Patric absen karena cedera, Luca Pellegrini tak bisa diturunkan karena kendala regulasi, dan Nuno Tavares hanya cukup fit untuk duduk di bangku cadangan. Namun, kembalinya Taty Castellanos ke starting XI memberi suntikan semangat baru.

Sebelum laga dimulai, atmosfer di tribun sudah terasa luar biasa. Suporter Lazio menampilkan koreografi tifo spektakuler yang terinspirasi dari lagu ikonik Oasis, "Wonderwall", menciptakan suasana magis di Olimpico.

Namun, Bodo/Glimt datang dengan semangat tinggi dan langsung menekan sejak awal. Ulrik Saltnes nyaris menciptakan peluang emas ketika umpan silangnya hampir diselesaikan Jens-Petter Hauge, mantan striker AC Milan, jika saja tidak diblok dengan sigap oleh Adam Marusic tepat di garis gawang.

Lazio perlahan mulai bangkit dan menciptakan peluang berbahaya. Menit ke-18, Pedro mengancam lewat tembakan dari sudut sempit, namun kiper Bodo/Glimt, Nikita Haikin, mampu menepis dengan kakinya. Bola pantul sempat coba disambar Zaccagni, tapi ia terpeleset di momen krusial.

Beberapa saat kemudian, Lazio membuka asa. Gustav Isaksen sempat tergelincir saat membawa bola, namun berhasil bangkit dan mengirimkan umpan tarik dari sisi kanan. Castellanos, yang berada di kotak penalti, menyambutnya dengan flick tumit indah yang membuat Haikin tak berdaya. Skor 1-0 untuk Lazio dan agregat berubah menjadi 1-2.

Lazio terus menekan. Sundulan Zaccagni memanfaatkan umpan silang dari Mario Gila nyaris menggandakan skor, tapi bola membentur mistar. Tak lama kemudian, Mandas harus bekerja keras menepis tendangan bebas dari Hugo Vetlesen yang mengarah ke pojok gawang.

Di babak kedua, tekanan Lazio semakin intens. Pelatih Bodo/Glimt, Kjetil Knutsen, bahkan diganjar kartu kuning karena membuang waktu saat Lazio hendak melakukan lemparan ke dalam. Pedro dan Zaccagni terus menciptakan peluang, namun Haikin tampil sebagai pahlawan tim tamu dengan serangkaian penyelamatan gemilang.

Lazio yang mulai frustrasi mencoba berbagai cara, termasuk tembakan jarak jauh dari Tavares dan Lazzari yang tidak mengarah ke gawang. Haikin kembali menunjukkan kualitasnya dengan menggagalkan tendangan bebas Zaccagni yang melengkung ke arah sudut atas.

Menjelang waktu normal usai, Bodo/Glimt hampir memastikan kemenangan saat bola silang mengarah ke Andreas Helmersen yang berdiri bebas di depan gawang. Namun secara mengejutkan, Helmersen menendang bola tepat ke arah Mandas dari jarak dekat.

Momen itu terbukti krusial. Hanya beberapa detik kemudian, Lazio mendapatkan sepak pojok. Bola disundul oleh Romagnoli dan disambar oleh Tijjani Noslin yang baru masuk sebagai pemain pengganti. Stadion pun meledak dalam sorakan saat agregat imbang 2-2, memaksa laga dilanjutkan ke babak tambahan.

Di babak tambahan waktu, drama kembali terjadi. Tavares yang baru masuk harus ditarik keluar karena cedera otot dan terlihat menahan tangis di pinggir lapangan. Namun, pada menit ke-100, Lazio akhirnya memimpin agregat untuk pertama kalinya. Guendouzi menggiring bola dari sisi kiri dan mengirim umpan akurat ke kotak penalti. Boulaye Dia menuntaskannya dengan sundulan tajam. Agregat kini 3-2 untuk Lazio.

Vecino hampir menambah gol lewat sundulan, namun bola melebar. Saat tampak Lazio akan mengunci kemenangan, Bodo/Glimt menunjukkan mental baja. Tembakan Berg memang melambung, tapi tak lama kemudian Helmersen menebus kesalahannya dengan menyundul bola dari umpan Brunstad Fet, membelokkan arah bola hingga tak bisa dijangkau Mandas. Skor kembali imbang, agregat 3-3.

Helmersen lalu mendapat kartu kuning kedua akibat pelanggaran terhadap Loum Tchaouna, membuat Bodo/Glimt harus bermain dengan 10 orang di sisa waktu. Meski unggul jumlah pemain, Lazio tak mampu mencetak gol tambahan hingga peluit panjang dibunyikan. Laga pun harus ditentukan lewat adu penalti.

Di babak tos-tosan, Hauge menjadi penendang pertama untuk Bodo/Glimt dan gagal setelah tendangannya ditepis Mandas. Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Eksekusi Tchaouna bisa ditebak, dan Noslin yang menjadi algojo ketiga Lazio malah menendang bola melebar.

Guendouzi sempat memberi harapan setelah mencetak gol, apalagi ketika tendangan penalti Berg melambung jauh di atas mistar. Namun, Castellanos yang telah bermain penuh selama 120 menit justru gagal menunaikan tugasnya sebagai penendang penentu.

Lazio akhirnya harus mengakui keunggulan Bodo/Glimt lewat adu penalti. Tim asal Norwegia itu pun melangkah ke semifinal Liga Europa, sementara Lazio harus mengubur mimpi mereka di hadapan pendukung sendiri. (Football-Italia/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |