
CODERO, lembaga pelatihan coding dan robotika yang berbasis di Tangerang Selatan, menjalin kemitraan strategis dengan STEM Academy Malaysia.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan potensi digital anak-anak sejak dini, dengan membentuk mereka menjadi pencipta teknologi, bukan sekadar pengguna.
“Melalui kerja sama ini, anak-anak didorong untuk tidak hanya menjadi konsumen perangkat digital seperti gim atau smartphone, tetapi melangkah lebih jauh sebagai pencipta aplikasi dan solusi inovatif. Bayangkan dampaknya jika ribuan anak di Asia Tenggara terinspirasi menciptakan teknologi yang berdampak positif — itu akan membawa perubahan besar bagi masa depan kawasan,” ujar Kepala Unit Codero Indonesia, Arif, dikutip dari Antara, Sabtu (17/5).
Ia menekankan bahwa kolaborasi lintas negara ini menjadi tonggak penting dalam menumbuhkan keberanian dan semangat inovatif pada anak-anak, sekaligus membekali mereka dengan kemampuan menghadapi kemajuan teknologi yang begitu cepat. Di era digital ini, keterampilan coding telah menjadi kebutuhan esensial, bukan lagi sekadar pelengkap.
Menurutnya, inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan pendidikan digital yang berfokus pada penanaman semangat teknologi sejak usia dini.
Melalui kemitraan dengan berbagai sekolah, komunitas, dan lembaga pendidikan di Asia Tenggara, Codero dan STEM Academy Malaysia berharap dapat membangun ekosistem belajar yang menginspirasi dan memberdayakan generasi muda ASEAN.
Singgih, perwakilan Codero Indonesia lainnya, menyebut bahwa salah satu wujud nyata dari kolaborasi ini adalah penyelenggaraan ASEAN Coding Competition 2025 yang berlangsung pada April lalu.
Kompetisi ini diikuti oleh 300 peserta dari 11 negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Timor Leste.
“Ajang ini bukan sekadar lomba, tetapi wadah bagi anak-anak se-Asia Tenggara untuk mengekspresikan kreativitas dan mengasah keterampilan teknologi mereka, khususnya dalam bidang pemrograman yang saat ini sedang berkembang pesat,” jelasnya.
Kompetisi ini diperuntukkan bagi anak-anak usia 7–12 tahun dan menawarkan total hadiah sebesar 100 dolar AS. Sebanyak 12 pemenang telah terpilih dari perwakilan negara peserta.
Yang membuat lomba ini berbeda adalah pendekatannya yang praktis dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya diminta untuk bersaing, tetapi juga dimotivasi untuk membuat karya nyata dan menyelesaikan tantangan menggunakan bahasa pemrograman visual Scratch, yang dirancang mudah dipahami melalui metode seret dan lepas (drag-and-drop).
Nurul Ramziah Bt Olly Mohamadhu, juri sekaligus pendidik dari STEM Academy Malaysia, mengungkapkan kekagumannya terhadap kreativitas dan rasa percaya diri peserta. Ia menyebut bahwa semangat mereka sangat menginspirasi.
Lebih dari sekadar lomba, kemitraan Codero dan STEM Academy Malaysia ini dinilai sebagai investasi jangka panjang dalam pendidikan. Anak-anak bukan hanya diajari cara membuat program, tetapi juga cara berpikir logis, menyusun strategi, memecahkan masalah, serta bekerja dalam tim.
“Semua keterampilan ini akan menjadi modal penting bagi mereka saat tumbuh dewasa dan memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif,” pungkas Nurul. (Ant/Z-10)