Ini Tips Anak Belajar Puasa Menurut Pakar Kesehatan

1 week ago 8
 Ini Tips Anak Belajar Puasa Menurut Pakar Kesehatan Ilustrasi(freepik.com)

BERPUASA diwajibkan kepada anak-anak yang sudah baligh berdasarkan dari sudut pandang agama. Sebelum masuk ke usia pubertas, para orangtua biasanya sudah melatih anak-anak untuk bisa berpuasa. Ada anak-anak yang bisa berpuasa beberapa jam, setengah hari hingga ada pula anak-anak yang kuat berpuasa hingga waktu berbuka.

Lalu, kapan harusnya anak mulai dilatih untuk berpuasa? Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, Prof. Dr. Damayanti Rusli Sjarif, Ph.D.Sp.A(K) mengungkapkan bahwa tidak ada patokan usia anak untuk mulai dilatih berpuasa, setiap anak yang memiliki keinginan untuk berpuasa diperbolehkan untuk belajar puasa sesuai kesanggupannya.

"Secara agama, yang wajib bagi mereka yang sudah baligh, yaitu remaja, kalau belajar tidak ada patokannya. Pada saat dia ingin, dia boleh diajak. Kita harus menjelaskan juga makna puasa ke anak, jadi bukan sekadar gak boleh makan dan minum tetapi juga kejujuran. Kalau gak kuat (puasa) gapapa, harus jujur dan mesti bilang, karena lagi belajar," ujarnya dalam diskusi daring.

"Artinya tidak ada pembatasan, pada saat kepengin ikut berapa pun umurnya, kalau dia sudah bisa bicara biasanya di atas balita, boleh tapi tentu liat kekuatannya kita mengajarkan mereka, salah satu belajar puasa itu belajar jujur kalau sudah gak kuat ya bilang," lanjutnya.

Dokter Damayanti juga menjelaskan bahwa makna berpuasa yang diajarkan kepada anak bukan hanya soal menahan rasa haus dan lapar saja namun juga makna yang lebih luas, seperti diantaranya rasa empati dan kejujuran. 

Rasa empati ini bisa diajarkan oleh orangtua saat anak jujur apabila tidak kuat untuk melanjutkan puasa setelah beberapa jam berpuasa, dengan cara memberikan makanan kepadanya dan menjelaskan bahwa ada orang-orang di luar sana yang merasa lapar seperti dirinya namun belum tentu bisa langsung mendapatkan makanan seperti dirinya sekarang. Dengan begitu, lanjutnya, rasa ingin berbagi anak akan mulai terbangun.

Terkait pilihan menu untuk anak-anak yang akan belajar berpuasa, dokter Damayanti menjelaskan bahwa jenis makanan yang paling lama bertahan ialah makanan dengan sumber protein. "Jenis makanan yang paling lama bertahan kalau ada proteinnya, protein hewani. Dia bisa menjaga supaya tetap kenyang," jelasnya.

Protein hewani di antaranya ialah telur, ikan, daging, keju, yogurt, hingga susu sapi. Tentu di samping protein, anak-anak juga diberikan makanan dengan sumber karbohidrat seperti salah satunya nasi. Lebih lanjut, dia juga menyarankan untuk mengonsumsi makanan padat karena makanan padat akan membuat kita kenyang lebih lama. Dia juga mengingatkan para orangtua untuk meminta anak-anak minum air putih dengan cukup, dan sahur bisa diberikan minuman hangat untuk anak.

Tak hanya itu, waktu makan yang tepat juga membantu anak bisa kenyang lebih lama. "Sahur pada saat menjelang fajar, bukan di malam hari. Lalu minum teh manis pas membatalkan puasa, kemudian shalat terus makan. Setelah tarawih, kalau masih lapar, bisa makan lagi. Jadi makannya tiga kali sehari," katanya. 

"Ini seperti makan pada biasanya cuma digeser, makan paginya digeser ke subuh, makan siangnya digeser ke habis bedug, kalau masih mau makan setelah tarawih, makan lagi," lanjutnya. 

Selain itu, untuk anak dengan obesitas, dia mengatakan bulan puasa bisa menjadi kesempatan yang baik. Orangtua bisa mengajarkan anak-anak dengan obesitas untuk belajar mengontrol makan dan makan dengan lebih teratur. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |