
INDUSTRI Internet of Things (IoT) di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang signifikan, didorong oleh peningkatan kesadaran akan pentingnya efisiensi biaya dalam berbagai sektor.
Namun, tantangan untuk mendorong perusahaan berinvestasi dalam teknologi ini masih tetap menjadi perhatian utama.
Adomas Jurbenas, Head of Sales Tektonika untuk wilayah Asia Selatan, menyatakan bahwa masyarakat kini lebih menyadari pentingnya IoT, terutama berkaitan dengan efisiensi biaya.
"Dengan adanya IoT, perusahaan akan melakukan investasi untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi," ujarnya di Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Banyak perusahaan beranggapan bahwa biaya investasi IoT cukup besar, tetapi Pramono menekankan bahwa pengeluaran tersebut bisa mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.
Saat ini, penerapan IoT di Indonesia telah merambah berbagai bidang, termasuk sektor pertambangan, logistik, penyewaan kendaraan, transportasi publik, serta perbankan.
Penggunaan IoT tidak hanya terfokus pada pelacakan, tetapi juga pada pengumpulan data penting untuk meningkatkan keselamatan.
Contohnya, dalam sektor transportasi, alat IoT tidak hanya melacak posisi kendaraan, tetapi juga memantau perilaku pengemudi dan kondisi mesin untuk mencegah kecelakaan serta menghemat biaya perawatan.
Tantangan Utama: Sensitivitas Harga dan Kurangnya Kesadaran Manfaat
Walaupun potensi IoT sangat besar, tantangan terbesar yang dihadapi di Indonesia adalah sensitivitas terhadap harga dan kurangnya keinginan untuk berinvestasi.
"Masyarakat cenderung sensitif terhadap harga, mereka tidak mau berinvestasi," ungkap Elisa Pramono, Head of Sales Tektonika Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh dari investasi di bidang IoT.
Pramono menjelaskan bahwa model bisnis ini lebih menekankan pada pencarian mitra yang mampu mengintegrasikan perangkat keras menjadi solusi yang komprehensif dan siap untuk digunakan.
"Kami sebagai produsen perangkat keras, mencari mitra yang dapat menambahkan nilai lebih," sebutnya.
IoT juga semakin aktif memasuki sektor publik, meskipun melalui kolaborasi dengan penyedia layanan telekomunikasi besar seperti Telkomsel, Indosat, dan XL.
Hal ini memudahkan akses ke proyek pemerintah karena reputasi dan jaringan yang dimiliki penyedia telekomunikasi tersebut.
Perkembangan teknologi e-SIM juga memainkan peranan penting dalam disrupsi ini. Teltonika telah menerapkan fitur e-SIM pada perangkat mereka, yang memungkinkan penginstalan yang jauh lebih mudah.
"Jika menggunakan kartu SIM biasa, itu akan memakan waktu. Sementara e-SIM sudah langsung siap digunakan," jelas Pramono, menekankan efisiensi waktu dan sumber daya manusia yang bisa dimanfaatkan oleh mitra.
Para profesional di setiap negara mengidentifikasi kasus penggunaan yang paling sesuai, dan presentasi, lokakarya, serta pertemuan yang diadakan disesuaikan dengan karakteristik pasar tersebut.
Pendekatan ini memastikan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar relevan dan memberikan nilai maksimal bagi pelanggan.