
KONFERENSI tingkat tinggi (KTT) darurat negara-negara Arab menyepakati rencana rekonstruksi Jalur Gaza, Palestina, yang diusulkan tuan rumah Mesir pada Selasa (4/3).
Menanggapi hal itu, Indonesia menyambut baik kesepakatan KTT yang menyebutkan rencana pemulihan awal dan rekonstruksi Gaza tersebut.
"Kami menyambut baik Deklarasi Kairo sebagai hasil dari KTT Arab yang tentu langsung terkait dengan upaya rekonstruksi Gaza, hal yang sangat dekat di hati rakyat dan pemerintah Indonesia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Roy Soemirat dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/3).
Dia menjelaskan salah satu isu utama yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut terkait tindak lanjut Deklarasi Kairo dan penyelarasan dengan keinginan serta pandangan negara-negara OKI dalam mendukung kemerdekan Palestina.
"Indonesia bukan negara peserta KTT Arab tetapi nilai dan semangat deklarasi Kairo akan kembali digaungkan dalam pertemuan tingkat menteri OKI yang diinisiasi sejumlah negara, termasuk Indonesia, pada Jumat (7/3)," sebutnya.
Roy juga menyoroti salah satu aspek penting dalam deklarasi terkait upaya rencana tersebut dilaksanakan tanpa harus merelokasi warga Palestina di Gaza. "Ini sentimen yang tak hanya dimiliki negara-negara Arab, tetapi masyarakat internasional secara keseluruhan, termasuk Indonesia," tegasnya.
Menurutnya, banyak aspek dalam deklarasi tersebut mengandung nilai dan semangat yang sama yang telah disuarakan Indonesia di forum-forum internasional. "Tentu Indonesia akan terlibat dalam upaya-upaya masyarakat internasional dalam rekonstruksi Gaza secara keseluruhan," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut rencana rekonstruksi Gaza yang disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Arab di Kairo, Mesir.
Saat menyampaikan pernyataannya dalam KTT, Abbas memperingatkan ada tantangan serius yang mengancam perjuangan rakyat Palestina, terutama seruan untuk mengusir paksa warga Palestina yang ia tolak dengan keras.
Ia juga mengutuk langkah-langkah Israel mewujudkan kolonialisme pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang dapat mengancam realisasi solusi dua negara dan mematikan perjuangan Palestina.
Dia juga menyerukan supaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung pemulihan Jalur Gaza.
Kemudian dia mengumumkan langkah-langkah yang akan diambil pihaknya untuk mengatasi tantangan dalam perjuangan rakyat Palestina, yang mencakup memastikan pemerintahan Palestina di Jalur Gaza dan implementasi rencana rekonstruksi yang disepakati dalam KTT Arab.
Selain itu, ia berkomitmen melanjutkan reformasi pemerintahan dan program pembangunan serta meneruskan usaha menguatkan persatuan nasional Palestina.
Dalam kesempatan yang sama, Abbas menyatakan keputusan penting untuk menetapkan posisi politik baru, yaitu wakil presiden untuk Negara Palestina serta Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan berjanji akan mengambil tindakan hukum yang diperlukan untuk mewujudkan posisi tersebut.
Pihaknya juga memastikan kesiapan melaksanakan pemilihan umum untuk memilih presiden dan anggota legislatif tahun depan, dengan syarat kondisi di Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem Timur kondusif.
"Semua pihak di Palestina diminta mendukung upaya tersebut dengan menciptakan dan memastikan situasi yang kondusif untuk pemilu," sebutnya.
Dalam rangka restrukturisasi kepemimpinan Negara Palestina, Abbas mengumumkan rencana reformasi institusi nasional yang penting dan penunjukan kepemimpinan baru PLO, gerakan Fatah dan badan-badan negara.
Adapun Dewan Pusat Palestina akan segera melaksanakan rapat untuk membahas rencana perkembangan tersebut.
Dia juga mengumumkan amnesti kepada semua anggota gerakan Fatah yang dipecat untuk mewujudkan persatuan internal dan kohesi organisasi.
KTT darurat Arab di Mesir tersebut berlangsung di tengah ketegangan kawasan yang meningkat dan semakin besarnya perhatian masyarakat dunia terhadap masa depan Gaza dan perjuangan Palestina. (I-2)