Indonesia Perkuat Posisi Strategis dengan Uni Eropa Percepat IEU-CEPA

9 hours ago 6
Indonesia Perkuat Posisi Strategis dengan Uni Eropa Percepat IEU-CEPA Presiden Prabowo Subianto.(Biro Pers Sekretariat Presiden)

MENTERU Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian)  Airlangga Hartarto bertolak ke Brussel, Belgia, mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan pimpinan tertinggi Uni Eropa dan Raja Belgia Phillipe. Pertemuan tersebut menjadi momentum strategis untuk mempercepat penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah memasuki tahun ke-10 negosiasi.

"IEU-CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian," ujar Airlangga seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (13/7). 

Perjanjian IEU-CEPA diyakini mampu menciptakan platform kerja sama ekonomi yang lebih kokoh, sekaligus membuka jalan untuk ekspansi bisnis dan memperkuat kepastian hukum bagi pelaku usaha kedua belah pihak. Proses finalisasi kini telah memasuki tahap penyelarasan teknis dan penyusunan kerangka waktu menuju ratifikasi.

Di tengah ketidakpastian geopolitik dan dinamika ekonomi global, Indonesia dan Uni Eropa sepakat penyelesaian CEPA bersifat mendesak demi mendorong stabilitas serta memperluas akses pasar secara berimbang.

"Sebelumnya banyak hal, tapi tentu situasi global, geopolitik itu semuanya merubah. Dan juga termasuk Indonesia menjadi mitra strategis untuk Eropa. Karena kita dilihat juga dalam proses masuk menjadi OECD, sehingga kita dianggap sudah mulai menjadi like-minded countries," tutur Airlangga.

Tak hanya menjadi pelopor kerja sama ekonomi bilateral, Indonesia kini juga dipandang sebagai jangkar kekuatan kawasan ASEAN yang diminati oleh negara-negara Eropa. Hal ini diperkuat oleh tren perdagangan Indonesia-Uni Eropa yang menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai US$30,1 miliar pada 2024, dengan surplus Indonesia sebesar US$4,5 miliar.

"Dan mereka melihat di berbagai regional, ASEAN sangat kuat dan anchor-nya Indonesia. Sesudah Indonesia, di belakang antri nih, Malaysia ingin, Thailand ingin. Jadi Indonesia menjadi pelopor untuk bekerja sama dengan berbagai negara itu," pungkas Airlangga. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |