Ratusan pasukan pelangi yang membantu merapikan sisa-sisa kericuhan demonstrasi di kolong Jalan Layang Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, mendapat sembako dari kelurahan serta Dharma Wanita Jakarta Barat, Kamis (4/9/2025).(Antara)
                            DKI Jakarta punya jurus lain menghadapi ancaman banjir. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyiapkan Pasukan Pelangi, tim lintas dinas yang bertugas melakukan pemantauan dan penanganan cepat terhadap genangan serta dampak cuaca ekstrem di ibu kota.
Keberadaan pasukan ini diutarakan Pramono saat apel simulasi kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan di Ruang Limpah Sungai Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (4/11). Kegiatan tersebut menjadi langkah awal koordinasi lintas unsur pemerintah daerah, TNI, dan Polri dalam mengantisipasi potensi banjir hingga Februari 2026.
"Pada hari ini saya bersama Forkopimda dan jajaran, termasuk di dalamnya adalah TNI, Polri, mengadakan apel dan gladi kesiapsiagaan menghadapi banjir yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan November sampai dengan Februari tahun 2025-2026," kata Pramono.
Sebelumnya, banjir besar sempat melanda Jakarta pekan lalu, merendam sedikitnya 54 RT dan menjebol Tanggul Baswedan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa sistem mitigasi banjir di Jakarta perlu diperkuat.
Pramono menegaskan, pembentukan Pasukan Pelangi bertujuan mempercepat respons di lapangan agar tidak terjadi keterlambatan penanganan seperti di masa lalu. Ia menyebut kesiapsiagaan bukan hanya soal alat dan logistik, tetapi juga soal kolaborasi lintas lembaga.
"Saya dalam kesempatan ini ingin mengingatkan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya soal alat dan logistik, tetapi juga komitmen dan kerja kolaboratif," kata dia
"Untuk itu, saya meminta agar lakukan peremajaan pohon tua di titik-titik rawan, pastikan semua pompa dan pintu air berfungsi optimal, serta lakukan rencana operasi modifikasi cuaca bersama pemerintah pusat pada tanggal antara 5 sampai dengan 10 November 2025," ujar Pramono.
Siapkan pompa dan lakukan pengerukan
Selain mengerahkan Pasukan Pelangi, Pemprov DKI juga menyiapkan 560 pompa stasioner di 191 lokasi, 627 pompa mobile, dan melakukan pengerukan di 1.803 titik sungai dan waduk dengan total volume lebih dari 721 ribu meter kubik.
Pemerintah juga membangun tujuh rumah pompa dan pintu air baru untuk menghadapi potensi rob di kawasan pesisir utara Jakarta.
Pramono menjelaskan, langkah-langkah ini penting karena posisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah dan dialiri 13 sungai membuat kota ini selalu berisiko banjir. Selain curah hujan lokal, ancaman juga datang dari limpasan air kawasan Bogor, Depok, dan Puncak.
"Limpasan dari wilayah Bogor, Depok, dan Puncak diperkirakan meningkat signifikan dengan potensi curah hujan di atas 500 mm per bulan. Selain itu, fenomena pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan purnama dan perige berpotensi menimbulkan banjir rob di kawasan pesisir utara Jakarta," ucapnya. (Far/I-1)


















































