Paparan Cahaya Buatan di Malam Hari Terkait Risiko Penyakit Jantung

5 hours ago 1
Paparan Cahaya Buatan di Malam Hari Terkait Risiko Penyakit Jantung Ilustrasi(freepik)

PENELITIAN terbaru dari Boston menemukan paparan cahaya buatan di malam hari dapat meningkatkan aktivitas stres di otak dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Hal itu akhirnya berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.

Temuan ini disampaikan dalam Scientific Sessions 2025 yang digelar American Heart Association (AHA) pada 7-10 November di New Orleans. Studi ini menjadi yang pertama menggabungkan pencitraan otak (PET/CT) dan data satelit untuk menjelaskan hubungan biologis antara polusi cahaya malam dan kesehatan kardiovaskular.

“Kami tahu faktor lingkungan seperti polusi udara dan kebisingan dapat memicu penyakit jantung melalui stres pada saraf dan pembuluh darah. Namun, sedikit yang diketahui tentang bagaimana polusi cahaya memengaruhi jantung,” ujar Dr. Shady Abohashem, kepala uji coba pencitraan jantung di Massachusetts General Hospital dan pengajar di Harvard Medical School, Boston.

Penelitian ini melibatkan 466 orang dewasa tanpa riwayat penyakit jantung atau kanker aktif yang menjalani pemindaian PET/CT di Massachusetts General Hospital antara 2005 hingga 2008. Data paparan cahaya malam di sekitar tempat tinggal peserta diambil dari New World Atlas of Artificial Night Sky Brightness 2016.

Paparan Cahaya Tinggi, Risiko Jantung Meningkat

Hasil penelitian menunjukkan mereka yang tinggal di area dengan cahaya buatan malam lebih tinggi memiliki aktivitas stres otak dan peradangan pembuluh darah yang lebih besar. Dalam periode tindak lanjut selama 10 tahun, sekitar 17% peserta mengalami gangguan jantung serius.

Setiap peningkatan satu standar deviasi paparan cahaya malam dikaitkan dengan kenaikan risiko penyakit jantung sebesar 35% dalam lima tahun, dan 22% dalam 10 tahun. Hubungan ini tetap signifikan bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko tradisional seperti kebisingan, tingkat ekonomi, dan gaya hidup.

“Kami menemukan hubungan hampir linear antara cahaya malam dan risiko jantung, semakin tinggi paparan, semakin tinggi risikonya,” kata Abohashem. “Ketika otak merespons stres, ia mengirim sinyal yang memicu respons imun dan peradangan pembuluh darah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan pengerasan arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke.”

Seruan untuk Kurangi Polusi Cahaya

Untuk mengurangi dampak negatif cahaya malam, Abohashem menyarankan penggunaan lampu luar ruangan yang lebih efisien, seperti lampu dengan pelindung arah atau sensor gerak. Secara pribadi, ia juga merekomendasikan membatasi cahaya dalam ruangan di malam hari dan menghindari layar elektronik sebelum tidur.

Peneliti Julio Fernandez-Mendoza, anggota komite penulis pernyataan ilmiah AHA tentang kesehatan sirkadian dan risiko kardiometabolik, menambahkan: “Paparan berlebihan terhadap cahaya buatan di malam hari dapat mengganggu ritme biologis, menekan produksi melatonin, dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Studi ini membantu menjelaskan bagaimana otak bereaksi terhadap stres akibat cahaya tersebut.”

Meski demikian, para peneliti menegaskan studi ini bersifat observasional dan belum dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung. Mereka berharap penelitian lebih lanjut dapat memperkuat temuan ini di populasi yang lebih luas dan beragam. (science Daily/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |