Indonesia Jajaki Investasi Maritim dan Perikanan Senilai US$100 Juta dengan Tiongkok

4 hours ago 1
Indonesia Jajaki Investasi Maritim dan Perikanan Senilai US$100 Juta dengan Tiongkok Wamen Investasi Todotua Pasaribu kunjungi Tiongkok untuk jajaki kerja sama kemaritiman. Zhenghui Group rencanakan investasi tahap awal USD100 juta di Sulawesi Barat.(BKPM)

WAKIL Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu melakukan kunjungan kerja ke Xiamen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk menjajaki kerja sama di bidang kemaritiman dan perikanan dengan negeri tirai bambu tersebut. Dalam kunjungannya, Wamen Todotua mendapatkan minat investasi hingga dari Zhenghui Group, perusahaan yang bergerak dalam industri kemaritiman.

Todotua menyambut baik minat investasi dari Zhenghui Group yang akan digelontorkan di beberapa wilayah, yaitu Sulawesi, Papua, dan Sumatera. Investasi ini akan dilaksanakan secara bertahap dalam tiga fase, dengan fokus awal di Sulawesi Barat, melalui kerja sama strategis bersama Kaisar Group. Inisiatif ini mencakup penyediaan 1.500 kapal perikanan (500 kapal inti dan 1.000 kapal plasma), pelatihan 500 hingga 1.000 teknisi kelautan, serta penguatan kolaborasi riset antara perguruan tinggi Indonesia dan Tiongkok dalam pengembangan teknologi perikanan berkelanjutan.

“Pada tahap pertama ini rencana investasinya kurang lebih USD100 juta. Ini adalah salah satu program hilirisasi yang akan kita kembangkan dengan serius ke depannya. Hilirisasi ini nanti tidak hanya terjadi di industri komoditi mineral, batu bara, minyak dan gas, tetapi juga kita akan serius mengelola untuk di industri kemaritiman,” jelas Todotua.

Dalam kunjungan ini, Wamen Todotua juga menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) antara PT KIPAS dan tiga perusahaan terkemuka asal Tiongkok yakni Fujian Yihe Shipbuilding Heavy Industry Co., Ltd., Zhangzhou Hansheng Ship Design Co., Ltd., dan China Overseas Development Association (CODA). MoU ini mencakup kerja sama dalam bidang industri galangan kapal, pembuatan kapal penangkap ikan lepas pantai, pengelolaan pelabuhan perikanan, serta pengolahan hasil laut.

“Investasi ini adalah investasi terintegrasi. Jadi konsepnya adalah penciptaan ekosistem industri kemaritiman, mulai dari industri desain kapal, produksi desain kapal, kemudian kapalnya nanti akan dipakai untuk melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan kita, kemudian hasilnya juga akan diolah dan diproses di tempat wilayah kawasan tersebut,” ungkap Todotua.

Todotua juga menyempatkan untuk meninjau secara langsung Zhenghui Group, yang memiliki fasilitas pemrosesan hasil laut dan cold storage seluas 2,4 ha di Dongguan Bonded Zone serta Industri Galangan Kapal dengan kapasitas produksi kapal berbobot 150-600 GT.

Pemerintah Indonesia memandang kerja sama ini sebagai langkah penting dalam mendukung transformasi ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan. Diharapkan, kemitraan strategis ini tidak hanya memperkuat industri perikanan nasional, tetapi juga membuka peluang besar bagi pemberdayaan nelayan lokal serta peningkatan ekspor hasil laut Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, RRT tercatat menempati peringkat ketiga negara sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar pada triwulan pertama tahun 2025 dengan total investasi sebesar USD1,8 miliar dari 13.788 proyek.(*)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |