
Indonesia merupakan negara terkaya di dunia dalam hal spesies tanaman Hoya. Adapun Hoya merupakan genus yang terdiri dari lebih dari 500 spesies tanaman dalam keluarga dogbane, Apocynaceae, yang umumnya dikenal sebagai bunga lilin atau dikenal di Indonesia dengan nama tanaman kapalan.
Hoya memiliki bunga berbentuk tabung pendek atau berbentuk lonceng dengan lima lobus yang menyebar secara horizontal, bunga dalam umbel atau ras, dan folikel berbentuk gelendong atau silindris hingga oval yang berisi biji berbentuk telur pipih hingga lonjong.
Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya BRIN, Prof. Sri Rahayu menjelaskan bahwa baru-baru ini pihaknya menemukan spesies Hoya yang diberi nama Hoya Biruensis.
“Ada beberapa Hoya yang langka seperti Hoya Biruensis. Itu baru ditemukan di Gunung Biru Kalimantan Barat dan itu belum diketahui dari tempat lain dan populasinya sangat sedikit. Jadi kita agak jarang dapatnya,” ungkapnya dalam acara Peresmian Rumah Kaca Hoya di Kebun Raya Bogor, Senin (19/5).
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa spesies Hoya di Indonesia sangat istimewa karena selain bunganya yang cantik, Indonesia juga menjadi pusat diversitas dari spesies Hoya.
“Kita juga dari dulu sebetulnya suku-suku kita sudah memanfaatkan (Hoya) untuk obat. Saat ini bahkan banyak dimanfaatkan untuk kosmetik dan ada pabriknya di Prancis. Skincare juga ada yang mengambil ekstrak Hoya di Beverly Hills,” ujar Prof. Sri Rahayu.
Melihat pemanfaatan dari Hoya yang sudah beragam, BRIN sendiri kabarnya sedang melakukan riset untuk mengeksplorasi pemanfaatan Hoya di Indonesia. “Kita yang punya banyak (spesies Hoya) jadi berusaha untuk mengeksplorasi lebih banyak nilai tambahnya,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa dari 400 spesies Hoya di dunia, 130 di antaranya berada di Indonesia. “Di Kebun Raya ini baru 80 spesies. Kita akan melanjutkan penempatan sisa spesies nanti,” ujar Laksana.
BRIN sendiri saat ini sedang fokus untuk mengeksplorasi berbagai spesies flora dan fauna yang belum teridentifikasi di seluruh Indonesia.
“Baik dari yang berada di darat maupun di lautan. Karena banyak sekali yang belum ada. Kami menyediakan pembiayaan khusus untuk expedisi terestrial maupun expedisi laut yang bersumber dari dana abadi penelitian,” urainya.
Sementara itu, Presiden Direktur Mitra Natura Raya Michael Bayu Sumatijanto mengatakan bahwa Rumah Kaca Hoya di Kebun Raya Bogor akan menambah kekayaan flora yang bisa digunakan Untuk penyebaran informasi tentang kekayaan hayati di Indonesia.
“Sehingga ini mudah-mudahan bisa menjadi sarana baru untuk belajar teman-teman yang dari peneliti, sekolahan, universitas, baik di level SD dan TK pun bisa datang ke Kebun Raya Bogor untuk menikmati alam yang indah dan juga belajar,” tandasnya. (H-1)