
SUTRADARA Joko Anwar bersama dengan rumah produksi Come and See Pictures menunjukkan dedikasi yang kuat dalam melestarikan warisan cerita rakyat Indonesia lewat film terbaru mereka yang mengangkat kisah Malin Kundang.
"Komitmen kita pertama-tama adalah membawa cerita-cerita yang asli, serta menghidupkan kembali kisah-kisah dari kekayaan asli Indonesia. Kita sebagai sebuah bangsa memiliki banyak cerita rakyat," kata Joko Anwar di Epicentrum pada hari Senin (19/5).
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap menurunnya pengenalan cerita rakyat di kalangan anak muda.
"Beberapa waktu lalu kami melakukan penelitian kecil, dan ternyata cerita rakyat semakin tidak dikenal oleh generasi muda," tambahnya.
Inisiatif Come and See Pictures untuk merevitalisasi legenda Malin Kundang bukan sekadar mengulang kembali cerita. Mereka akan menyuguhkannya dengan cara yang baru dan relevan bagi penonton zaman sekarang.
"Kita ingin menghidupkan kisah rakyat sehingga tetap relevan, memperkenalkannya dengan cara kita," tegas Joko Anwar.
Walaupun mengangkat kisah yang sudah familiar, Joko Anwar menegaskan bahwa film ini tidak akan menghilangkan pesan moral yang ada. Sebaliknya, mereka ingin mengajak penonton untuk lebih merenungkan makna yang terkandung.
"Kami tidak berusaha mengaburkan nilai-nilai, tetapi mengajak penonton berpikir dan merenungkan kembali," jelasnya.
Ia memberikan contoh film sebelumnya, "Pengepungan Bukit Duri," yang mengangkat isu-isu kompleks dari sudut pandang baru.
"Begitu juga dengan Malin Kundang, kita ingin pertanyakan kembali dan melihat dari sudut yang lebih dalam, sehingga mungkin cara ini bisa memberikan pemikiran baru tentang cerita-cerita rakyat yang sudah ada, dan menambah nilai dari cerita itu sendiri, bukan untuk mengurangi," imbuhnya.
Pemilihan sutradara dan penulis muda, Rafki dan Kevin, juga merupakan bagian dari komitmen Come and See Pictures untuk memberikan perspektif yang segar dalam bercerita di film Legenda Kelam Malin Kundang ini.
"Kalau orang tidak mengenal, maka tidak akan ada rasa sayang. Kami mendengar bahwa karya mereka baik, namun kami ingin melihat apakah hasilnya bagus. Ternyata mereka sangat memahami hal yang disebutkan. Oleh karena itu, kita berpikir bersama. Suara dan perspektif yang baru itu sangat penting," jelas Joko Anwar mengenai kolaborasi dengan talenta muda ini.
Dengan nama internasional "Smother," film tentang legenda kelam Malin Kundang ini diharapkan dapat menghibur sekaligus menjadi jembatan bagi generasi muda untuk mengenal dan menghargai kekayaan budaya naratif bangsa Indonesia.
Tanggal rilis resmi film ini masih belum diumumkan, tetapi antusiasme masyarakat mulai muncul seiring dengan bocoran informasi tentang pendekatan unik yang diterapkan dalam menginterpretasi legenda klasik ini.